Quantcast
Channel: Kopi Keliling
Viewing all 922 articles
Browse latest View live

UI Film Festival (UIFF) ke-2

$
0
0

UI Film Festival kembali lagi dengan acaranya yang ke-2. Beragam kegiatan dapat kamu ikuti di sana mulai dari pemutaran film-film dari sutradara keren seperti Aditya Ahmad (Sepatu Baru), Angellin Wijaya (Tanda), Wenda Tokomonowir (Love Letters To Soldier), Sidi Saleh (Maryam) dan juga Eddie Cahyono (SITI), dan juga 12 film pendek yang telah dikurasi oleh juri-juri keren seperti Hikmat Darmawan, Sidi Saleh, dan Seno Gumira Ajidarma.

Selain itu, acara yang akan diselenggarakan selama 5 hari ini juga akan menampilkan beragam program diskusi yang engga kalah serunya, seperti “Kiri Kanan Oke” dan “Film Sebagai ruang Publik di Indonesia”.

Untuk menghadiri kegiatan ini akan dikenakan biaya tiket donasi sebesar 10,000 rupiah saja per program. Dan ada juga tiket donasi sebesar 20,000 rupiah untuk program dan pemutaran film khusus.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai UIFF yang ke-2 ini, silahkan kunjungi website resmi mereka di www.uifilmfestival.com, atau follow twitternya di @uifilmfestival. Mau nanya-nanya langsung? Tentu bisa. Kamu silahkan kirim email melalui info@uifilmfestival.com atau hubungi langsung di 0812 140 0879 (Fanie) atau di 0856 7663 048 (Dina).

Sampai ketemu di UIFF2 ya!

poster-UIFF


5 Buku Puisi dengan Ilustrasi Indah

$
0
0

Dalam rangka memperingati hari literasi internasional yang jatuh pada hari ini, 8 September, Kopling akan memberikan rekomendasi tentang buku puisi terbaik dengan ilustrasi yang menarik. Kelima buku puisi ini memiliki karakteristik dan dianggap memberi pengaruh kepada pembacanya:

Dog Songs – Mary Oliver

maryoliverdogsongs

www.brainpickings.org

Dicintai oleh pembacanya, khusus untuk jantung penyair sendiri, puisi anjing Mary Oliver menawarkan jendela khusus ke dunianya. Anjing Lagu mengumpulkan beberapa puisi yang paling dihargai bersama dengan karya-karya baru, menawarkan potret hubungan Oliver untuk para sahabat yang telah menemani jalan-jalan sehari-hari, menghangatkan rumahnya, dan terinspirasi pekerjaannya. Diilustrasikan dengan gambar anjing sendiri, subyek datang untuk hidup penuh warna di sini.

Dog Songs adalah bukti kekuatan dan kedalaman hubungan antara manusia dan hewan. Kamu pasti akan menemukan puisi-puisi yang sangat relate dengan kehidupanmu, terutama kalau kamu juga memiliki anjing di rumah.

30 days – Joanna Tilsley

xyz30days (1)

www.brainpickings.org

Joanna Tilsley adalah satu penyair yang mengimplementasikan ucapan biologist berpengaruh E.O. Wilson yang mengatakan bahwa “The ideal scientist thinks like a poet and works like a bookkeeper.” Ia tunjukkan dalam bukunya berjudul 30 days, buku puisi yang tak biasa yang merupakan series dari “quantum poetry”. Ia tulis puisi ini bersama pseudonym biologist (orang yang tak ingin disebutkan namanya) yang ditulisnya sejak umur 8 tahun sampai dia wisuda. Pada April 2013, ketika dia sedang stress untuk menulis, ia meminta temannya untuk menjadi partnernya dalam proyek menulis kreatif yang diadakan oleh NaProWriMo, sebuah proyek menulis puisi sehari selama satu bulan. Dalam puisinya ia menerjemahkan mengenai DNA, exoplanet Keppler-62F, holometabolism, hingga kosmonot Yuri Gagarin.

The Bad Book – Sylvia Plath

plathbedbook_cover_front

www.brainpickings.org

Pada tahun 1959, Sylvia Plath – penyair terkenal, sedikit-dikenal sebagai seniman, pelamun yang romantis – menulis cerita anak-anak yang indah tentang bahaya kesadaran diri. Tapi ternyata itu bukan dia saja: Pada tahun 1976, Faber diterbitkan The Bed Book (perpustakaan umum) – serangkaian puisi aneh tentang berbagai jenis tempat tidur, yang ditulis untuk anak-anak Plath sendiri, ditaburi dengan fantasi dan eskapisme. Di bukunya, terdapat ilustrasi yang digambar apik oleh artis yang sering menghiasi buku anak-anak, Quentin Blake.

Where the Sidewalks End – Shel Silverstain

30119

amazon.com

Buku yang berisikan kumpulan puisi ini tetap menjadi yang terlaris dan banyak dibaca oleh berbagai kalangan dan generasi. Beragam hal bisa kita temui di dalam Where the Sidewalk End. Seorang laki-laki yang masuk ke dalam televisi dan juga perempuan yang memakan seekor ikan paus. Unicorn atau kuda bertanduk juga dapat kita temui di dalam buku ini. Buku ini seolah menjadi dunia tempat kita dapat melihat bayangan kita, menanam berlian, menemukan sepatu yang melayang, dan hal-hal yang hampir mirip dengan dunia paralel.

Karya-karya indah Shel Silverstein seperti kumpulan puisi dan illustrasinya adalah salah satu dari 100 buku cerita anak-anak terbaik versi Parent & Child Magazine. “Silverstein memiliki bakat untuk menciptakan ritme dan rima yang sangat harmonis pada setiap puisinya, sehingga setiap orang akan dengan senang hati membacakan puisi karyanya,” ungkap School Library Journal.

A Light in The Attic – Shel Silverstain

51cXO5w0lyL._SX258_BO1,204,203,200_

amazon.com

“A Light in the Attic” adalah salah satu buku yang paling kontroversial namun terbaik tentang puisi yang pernah ditulis. Buku ini penuh dengan puisi tentang badut, bajak laut, monster dan segala macam orang-orang aneh dan hewan melakukan hal-hal gila. “A Light in the Attic” mungkin terlalu sugestif dan morbid untuk anak kecil, tetapi anak-anak yang lebih tua akan mudah menyenangkan diri dengan karakter konyol dari karakter.

 

Selamat Hari Aksara Internasional!

Hal yang Harus Diketahui tentang Teori Warna untuk Melukis pt.2

$
0
0

Sebelumnya kita sudah mengulik 5 hal yang harus kita ketahui tentang teori warna. Sebelum kita melanjutkan pembahasannya, kembali diingatkan bahwa teori warna merupakan panduan praktis yang utama dalam proses pencampuran warna. Disamping juga untuk mendapatkan  efek visual dari kombinasi warna tertentu.

Tanpa berpanjang lagi, inilah beberapa hal lain yang kita perlu ketahui tentang teori warna:

6. Warna Komplementer

Sumber gambar: suggestkeyword.com

Warna komplementer dari warna primer (merah, biru, kuning) adalah warna yang didapat dengan mencampurkan dua warna primer. Jadi warna komplementer merah adalah hijau, biru adalah oranye dan kuning adalah ungu.

Mengapa warna komplementer penting dalam teori warna? Karena saat didekatkan satu sama lain, warna komplementer akan membuat masing-masing warna terlihat lebih cerah. Bayangan dari sebuah objek pun akan mengandung warna komplementer, misalnya bayangan dari apel hijau adalah merah. Dan jika kita memadukan warna komplementer, maka kita akan mendapatkan warna tersier, terutamanya cokelat.

7.  Penggunaan Hitam dan Putih

Sumber gambar: wikiart.org

Pilihan logis memang jika kita ingin mempercerah, maka kita menyapukan putih dan begitu sebaliknya, saat menginginkan nuansa yang gelap, kita menyapukan hitam. Tapi sebenarnya bukan begitu prinsip kerjanya. Putih justru mengurangi kecerahan, jadi meski warna yang disapu putih terlihat lebih terang, namun juga kehilangan kecerahannya. Hitam sendiri sebenarnya tidak membuat warna menjadi lebih gelap, melainkan muram.

Menambahkan putih dalam warna tertentu justru akan membuat warnanya cenderung transparan. Contohlah warna merah yang berubah menjadi merah muda saat disapukan putih titanium di atasnya. Oleh karenanya, alih-alih menggunakan putih atau hitam untuk menciptakan efek cerah dan gelap, coba kembangkan kemampuan dalam mencampur warna, sehingga kita kemudian mengetahui warna apa saja yang tepat untuk disapukan ke warna tertentu agar menciptakan efek yang kita inginkan.

8. Hindari Pemakaian Hitam Untuk Membuat Bayangan

Sumber gambar: painting.about.com

Yang harus diingat, warna bayangan bukan sekedar hitam atau versi lebih gelap dari warna objeknya. Ia mengandung warna koplementer dari objeknya.  Sebagai contoh, jika kita ingin menggambar bayangan dari objek yang berwarna kuning, maka jangan mencampur hitam dan kuning sebagai warna bayangan, karena justru akan menghasilkan warna hijau olive yang jelek. Sebaiknya gunakan warna komplementer dari kuning, yaitu ungu tua, sehingga hasilnya akan lebih cerah.

Jika bingung untuk menentukan warna apa yang digunakan sebagai bayangan, coba sederhanakan apa yang kita lihat dengan meletakkan tangan atau kertas putih di dekat objek dimana kita menemukan kesulitan pewarnaan, dan lihat kembali.

Lukisan di atas merupakan karya Monet yang menggambarkan Katedarl Rouen di pagi hari yang tentunya memiliki banyak bayangan akibat sinar mentari. Cermati bahwa Monet tidak perlu menaburkan hitam untuk menciptakan kesan bayangan.

9. Bagaimana Menguji Warna Catnya Opaque Atau Transparent ?

Sumber gambar: painting.about.com

Pigmen yang berbeda akan memiliki sifat penutup yang berbeda pula. Beberapa terlihat transparent, nyaris tak terlihat meski berada di atas warna lain. Sedang yang lain akan terlibat opaque dan menutupi warna yang ada d bawahnya. Dengan mempertimbangkan hal ini, bukan melulu hanya warna, bisa meningkatkan subjeknya. Misalnya, menggunakan biru transparent sebagai warna langit akan membuat terasa lebih indah ketimbang memakai biru opaque misalnya.

Bagaimana mengetahui warna apa yang transparan dan mana yang opaque? Cara yang paling mudah adalah menyusun sebuah skema warna yang biasa kita pakai, sebagaimana yang terlihat di gambar di atas, dan akan terlihat mana yang transparent mana yang tidak.

10. Apakah Hanya Itu Yang Kita Perlu Ketahui Tentang Teori Warna?

Sumber gambar: creativebloq.com

Warna merupakan subjek yang bisa kita pelajari sepanjang hidup dan pasti nantinya akan menemukan hal-hal baru. Tapi yang kita bahas tadi merupakan hal-hal yang paling mendasar yang setiap orang bisa kuasai dalam waktu yang relatif cukup singkat. Yang pasti, kita akan menemukan dan mengembangkan pengetahuan kita akan warna selama kita melukis, karena melukis bukanlah hal yang statis, melainkan dinamis dan progresif.

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Monster-Monster Menawan Dari Sampah Jalanan Kreasi Francisco de Pájaro

$
0
0

Sampah menjadi masalah yang semakin serius untuk kita maupun lingkungan hidup. Kita terus menerus menghasilkan sampah, sebagaimana juga terus menerus menghabiskan sumber daya alam dan meningkatkan polusi di dunia. Kebanyakan sampah ini berakhir di tempat pembuangan sampah dan sebagian besar lain berakhir di lautan, sehingga menimbulkan masalah yang serius yang harus segera ditanggulangi.

Daur ulang dan pengkomposan merupakan salah satu cara paling umum untuk menanggulangi sampah. Tapi yang paling penting mungkin adalah membangun kesadaran masyarakat untuk lebih perduli dengan masalah sampah ini.

Seniman jalanan asal Barcelona, Spanyol, Francisco de Pájaro, mencoba untuk membangun kesadaran akan masalah sampah dengan mengerjakan proyek yang bernama Art is Trash. Proyek seni ini sifatnya memang temporer, karena ia memakai plastik sampah, barang-barang bekas dan berbagai materi tidak terpakai lagi sebagai bahan karya seninya yang bertujuan membentuk sebuah cermin bagi yang melihat untuk merefleksikan konsumerisme manusia yang sepertinya tidak pernah berakhir.

Berdasar barang-barang bekas dan sampah yang berserakan di jalanan ini, Fransisco membentuk serangkaian monster yang terlihat aneh, seram, namun juga menawan dan memenuhi  berbagai sudut jalan, setelah sebelumnya disusun sedemikan rupa, menunggu truk pemungut sampah mengutip mereka.

Uniknya, sampah-sampah yang dikumpulkan Fransisco datang dari berbagai sudut dunia. Dari London hingga Dubai. Dan ia memilih seni jalanan seperti ini karena menganggap gampang dicerna oleh setiap orang. Seni jalanan bagi Fransisco dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan masyarakat melalui cara yang langsung dan alami.

Dalam setiap lokasi karya seninya, Fransisco akan meletakkan pernyataan “art is trash”, sebagai perayaan yang subversif dari sisa-sisa sampah manusia. Sampah biasanya merupakan pemandangan yang menyedihkan, bagian dari konsumsi obsesif kita dan sekaligus merupakan proses pembusukan, yang bisa menjadi simbol dari kematian.

Dengan memasukkan unsur-unsur humor di penampakan monster yang seram dari Art is Trash, Fransisco mengajak orang-orang di London, Barcelona, New York dan kota-kota besar lain untuk melihat sampah dari sudut pandang lain. Sudut pandang yang lebih dalam, terutama dalam agendanya untuk mengkritisi konsumerisme serta menelaah tentang ketakutan kita akan kematian tadi.

Penasaran dengan karya-karyanya? Coba kita simak di bawah ini:

 

Untuk melihat jadwal pameran Art is Trash yang akan dilakukan Fransesco berikutnya, bisa dilihat di laman miliknya.

Sumber gambar: beautifuldecay.com

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Kebangkitan Kopi Turki di Era Modern

$
0
0

Teknologi seringkali menghancurkan tradisi, dan tidak sedikit kita menemukan tradisi yang tergerus atau bahkan menghilang seiring dengan perkembangan zaman. Proses yang terlalu lama atau teknologi yang terlalu kuno membuat seseorang jadi malas untuk mempertahankan tradisi. Padahal, di situlah seninya tradisi: kesadaran untuk menikmati proses.

Untuk kopi Turki, meskipun, tampaknya telah bekerja sebaliknya. Kopi Turki seolah bangkit dari ambang yang sudah hampir dilupakan, budaya abad ke lima ini telah diadopsi sesuai dengan perkembangan zaman.

Dalam sejarah kopi, Ottoman berupaya memperkenalkan minuman besar ke Eropa di abad ke-17. Pada saat itu, kedai kopi – bisa dibilang pusat pertama opini publik – yang berkembang di Istanbul. Utsmani dari semua lapisan masyarakat berbaur di kedai kopi, membahas apa-apa dari agama dengan politik, jauh sebelum kafe Paris menjadi titik pertemuan penulis dan revolusioner. Pada abad ke-20, namun, kopi disusul oleh teh harga melonjak, dan Turki menjadi peminum teh top dunia.

Sekitar satu dekade lalu, penggemar kopi begitu khawatir atas nasib kopi Turki. Rantai kopi internasional yang menyerbu masuk sangat mengancam keberadaannya. Kopi Turki sudah dalam penurunan tajam di kancah restoran, sebagai metode pembuatan kopi yang sulit yang diterima restoran. Tapi, voila! Ketakutan itu tidak terwujud.

Kedatangan kedai kopi internasional mendorong lahirnya pesaing kopi Turki, dan ratusan toko-toko kopi menjamur di kota. Keadaan ini sempat menenggelamkan kopi Turki dibanding mochaccino atau americano. Kedai kopi juga diperluas lebih lanjut dengan perusahaan lokal kecil. Terlebih lagi, kedai kopi modern menawarkan tempat yang nyaman untuk bersosialisasi, berkomunikasi, dan curhat.

Ada pepatah yang mengatakan, a cup of coffee has a credit [of friendship] for 40 years.” Seorang pencinta kopi Turki mengatakan bahwa kopi Turki erat kaitannya dengan takhayul dan fortune telling. Di satu sisi, ini juga yang menjadi daya tarik kopi Turki. Karena ada cerita di setiap sesap kopi turki. Dari cerita-cerita takhayul yang sering beredar saat minum kopi Turki bersama, dari situlah timbul keintiman antara orang satu dan orang yang lain untuk saling bercengkerama dan berbagi.

shutterstock_47471296

Pada 2013, UNESCO memasukkan budaya kopi Turki dalam Daftar Intangible Cultural Heritage of Humanity, kedai kopi Turki sebagai lembaga sosial “mendukung dialog” dan “memperkuat kohesi sosial dan keterbukaan.”

Kopi Turki adalah sebuah simbol persahabatan, kehormatan, dan perbaikan, kopi telah meninggalkan tanda tak terhapuskan dari bahasa Turki, seni, kerajinan, adat istiadat dan kehidupan sosial. Kopi Turki adalah elemen kunci dalam ritual sosial pranikah ketika calon pengantin pria mengunjungi keluarga calon istri untuk meminangnya. Dalam tradisi yang terus berlaku hingga hari ini, calon pengantin wanita membuktikan kemampuannya untuk membuat kopi.

Dan membuat kopi Turki seperti membuat kopi biasa. Yang membedakan dari kopi Turki ialah teknik dari penggilingan hingga penyeduhan. Kopi Turki digiling hingga halus, hampir menjadi bubuk. Fresh grind adalah sebuah keharusan karena akan memberikan aroma yang baik. Kopi Turki dapat disajikan bermacam-macam, tanpa gula, dengan gula, atau dengan gula dan susu, tergantung peminum memintanya.

Diseduh pada api kecil dalam panci tembaga bergagang panjang yang disebut “cezve,” kopi mulai meningkat dalam beberapa menit. Di sini adalah momen unjuk keterampilan. Busa menjadi ciri suci, kopi Turki dengan sedikit atau tanpa busa adalah aib bagi pembuatnya, terlebih lagi bagi calon pengantin perempuan. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, panci diangkat dari api dan busa disendok ke dalam cangkir. Pot tersebut kemudian dimasukkan kembali pada api dan mengulangi cara yang sama.

Dengan begitu banyak seluk-beluk dan kerumitan yang ada, kopi Turki wajar mengalami ketertinggalan di zaman yang serba instan. Tapi, kamu tahu tidak, bahwa inilah yang menjadi nilai plus dari kopi Turki itu sendiri. di saat orang dengan mudah menyajikan espresso dengan mesin canggih, kopi Turki tetap mewariskan metode tradisional untuk menghasilkan kopi Turki yang original. Walaupun memang sudah ada pot listrik yang dibuat khusus untuk menyajikan kopi Turki.

img_0240

turkey coffee

Kopi Turki mengajarkan kita agar tidak lupa dengan tradisi. Sebuah tradisi yang mengukuhkan rasa orisinalitas dari kopi. Tak salah kita menggunakan teknologi modern untuk membuat kopi, tapi bukan berarti kita melupakan cara-cara tradisional bukan?

Su Blackwell: Kembali Menghidupkan Novel ke Kehidupan Nyata

$
0
0

Artikel hari ini akan membantumu mencari alternatif kado untuk kekasih atau orang yang kamu sayang. Datang dari Su Blackwell, seorang seniman yang menggunakan novel kesayangannya sebagai bahan yang kemudian diukir menjadi sebuah ukiran indah seperti layaknya pop art. Kalau mengikuti artikel Kopling dari dulu, kamu pasti ingat karena Kopling pernah ngebahas tentang Su di sini. Ia mengkreasikannya sesuka hatinya berdasarkan imajinasinya. Seringkali ia mendapat ide dari perjalanannya melihat sesuatu seperti air, danau, dan laut. Dari perjalanan itulah muncul karya-karyanya yang indah. Karya yang ia buat seperti rumah, mercusuar, cottage, rumah pohon, dan lain-lain.

The Snow Goose

The Snow Goose

Blackwell menyebutnya sebagai ukiran seri sastra. ia menggunakan buku yang sebenarnya sebagai sumber inspirasi. Ia selalu membaca buku sebelum membuat karyanya, setidaknya sekali atau dua kali, dan kemudian ia mulai membuat pekerjaan, memotong, menambahkan rincian. Detailnya adalah apa yang membawa itu semua bersama-sama, unsur sihir. Prosesnya sangat memakan waktu, karena itu Blackwell benar-benar meluangkan waktunya untuk membuat karya ini.

Blackwell mungkin tampak seolah-olah seperti seniman yang membuat patung visual, tapi dia menciptakan dunia miniatur yang berkisah. Blackwell dengan sempurna membangkitkan rasa heran pada anak kecil dalam karya yang ia buat. Pernah membayangkan buku favorit kamu diimajinasikan ke dalam bentuk nyata? Kamu harus lihat karya-karya Su Blackwell ini.

Atas karya-karyanya ini, Blackwell mengadakan pameran di Long & Ryle Gallery di London dari 17 September sampai 9 Oktober. Kalau ada waktu, pastikan kamu sempat mampir ke sana!

Di bawah ini adalah karya-karya Blackwell yang telah ia buat.

To Kill a Mockingbird

To Kill a Mockingbird

Field Guide to Wild Flowers (XI)

Field Guide to Wild Flowers (XI)

The Lighthouse Keeper's Cottage

The Lighthouse Keeper’s Cottage

The Jungle Book

The Jungle Book

20,000 Leagues Under the Sea

20,000 Leagues Under the Sea

The House in the Oak Tree

The House in the Oak Tree

The Stork Wife

The Stork Wife

Prinsip Dasar Teknik Pointilisme

$
0
0

Kamu pernah ingat sewaktu dulu SD membuat mozaik dalam gambar dengan memijit kertas origami/berwarna dengan pensil atau pulpen? Nah, dalam seni lukis itu serupa dengan pointilisme. Kopling akan mengajak kamu ke metode lukis yang unik. Mungkin aja kamu yang dulu suka membuat mozaik, bisa tertarik dengan metode ini.

Pointillisme adalah sebuah aliran yang menggunakan titik-titik kecil atau sapuan kuas untuk menciptakan sebuah gambar. Titik-titik cat yang dibuat di atas kanvas dibuat sedemikian rupa sehingga warna berbaur secara visual untuk menciptakan kesan halus. Pointilisme pertama kali disebut ‘divisionisme’. ‘Pointilisme’ merupakan nama yang diberikan kemudian yang dimaksudkan untuk mengejek gaya tersebut.

Sekarang ini, pointilisme merupakan aliran yang diterima luas dan tidak lagi memiliki konotasi negatif. Sebagian orang masih menggunakan istilah ‘divisionisme’ untuk merujuk lukisan yang mirip dengan pointilisme. Sementara pointilisme menggunakan titik-titik kecil untuk menciptakan bentuk dan struktur, divisionisme menciptakan kesan warna yang unik dengan menyandingkan titik-titik warna yang berbeda sesuai dengan prinsip-prinsip warna.

Berikut adalah cara-cara sederhana yang bisa kamu lakukan dalam belajar teknik pointilism.

pointillism-value-scale1

Sekitar highlights, menggunakan pena terbaik Anda dan membuat titik-titik berjauhan. Hindari menempatkan setiap titik di satu titik, tapi pastikan bahwa poin secara bertahap menjadi lebih dan lebih jauh terpisah lebih dekat ke satu titik.

pointillism-11

Setelah puncak, alihkan pena ke arah tengah. Tapi sebelumnya ganti dulu penamu dengan yang berukuran menengah, dan mulai membuat poin-poin.

pointillism-21

Untuk bayangan, gunakanlah pena yang sedikit besar yang memudahkan kamu. Di daerah tergelap, titik-titik yang kamu buat terlihat berdekatan. Tapi pastikan, kamu tidak membuat garis!

Kamu juga bisa buat pointilisme ini dengan pulpen berwarna supaya karyamu lebih menarik. di bawah ini Kopling berikan karya-karya pointilisme yang keren. mungkin kamu bisa terinspirasi dari sini

pablo jurado ruiz

pablo jurado ruiz

Miguel Endara

Miguel Endara

jared mural

jared mural

George Seurat

George Seurat

Colin William

Colin William

Art Deco, Keanggunan Seni Dekoratif Modern Penuh Gaya

$
0
0

Kalau pernah melewati jalan Pegangsaan, Jakarta, pasti mengenali gedung bioskop yang bernama Metropole. Dulunya bernama Megaria, bioskop yang dibangun pada tahun 1932 ini memiliki gaya arstitektur yang khas dan terkesan klasik, anggun dan menawan. Meski kini sudah mengadopsi beberapa gaya kekinian sebagai bagian arsitekturnya, namun sebagai salah satu cagar budaya, tentunya bentuk aslinya masih dipertahankan. Nah, arsitektur gedung ini memakai gaya yang disebut dengan Art Deco.

Art Deco merupakan gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I usai. Dan ia tidak sebatas diaplikasikan pada arsitektur saja, namun juga bisa ditemukan misalnya pada karya visual/lukis, poster, eksterior, interior, seni rupa, perhiasan, fesyen dan sebagainya. Art Deco berkembang semenjak tahun 1925 hingga berangsur-angsur kehilangan pesonanya dan ditinggalkan di era 1940-an.

Gaya Art Deco merefleksikan teknologi modern dan dikarakterisasi dengan garis yang lembut, rupa yang geometris dan efisien, serta terkadang memakai warna-warna menyolok. Art Deco melambangkan gaya yang anggun, elegan, glamour, dan fungsional.

Tentunya Art Deco memiliki sejarah yang panjang untuk dibahas di sini, begitu juga dengan perjalanan perkembangannya sebagai salah satu gaya seni. Namun, sebagai perkenalan sementara, tidak ada salahnya kita ulik secara ringkas.

Muasal Art Deco

Salah satu lukisan bergaya Art Deco, Self-portrait, 1930, oleh Tamara de Lempicka (Sumber gambar: xamou-art.co.uk)

Kata Art Deco berasal dari perhelatan  Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriels et Modernes yang berlangsung pada tahun 1925 di kota Paris. Acara ini diorganisir oleh sebuah asosiasi seniman Prancis yang bernama La Societe des Artistes Decorateurs (kumpulan seniman dekorator), dipimpin oleh pendirinya, Hector Guimard (1867-1942), serta Eugene Grasset, Raoul Lachenal, Paul Follot, Maurice Dufrene, dan Emile Decour, yang mana sebagian besar dari mereka terlibat dalam gerakan Art Nouveau. Hanya saja, istilah Art Deco baru populer digunakan setelah kritikus sekaligus sejarawan seni, Bevin Hillier, menulis di bukunya yang berjudul Art Deco of the 20s and 30s (1968).

Gaya Art Deco sendiri secara formatif dipengaruhi oleh berbagai gaya seni di awal abad ke-20, seperti Kubisme, Konstruktivisme dan Futurisme, dan menyatukan pendekatan dari Art Nouveau. Penggunaan warna-warna yang intens bisa jadi dipengaruhi oleh Fauvisme. Untuk memperkaya, Art Deco juga memasukkan unsur-unsur dari seni dari kultur Aztec dan Mesir.

Karakteristik Art Deco

Meski cukup gampang untuk mengenali bentuk Art Deco di bidang arsitektur, seni rupa, dan sejenisnya, namun karya lukis bergaya Art Deco kerap dikira sama saja dengan Art Nouveau, karena berasal dari era yang nyaris sama, sehingga sulit diindentifikasi oleh mata awam masa kini. Tapi di waktu perkembangannya, Art Deco mudah dikenali karena dianggap sebagai reaksi untuk Art Nouveau, baik dari segi gaya dankarakteristik.

Arsitektur Art Deco mewakili dari perkembangan ilmiah pada masa itu serta kebangkitan perdagangan dan teknologi, serta gambaran dari modernisme. Oleh karenanya Art Deco sering dimanfaatkan untuk dipakai di gedung perkantoran, bioskop, kapal, stasiun kereta api dan sebagainya. Ia bisa bertahan melewati Depresi Besar karena unsur praktis dan simplisitas desainnya, serta melambangkan selangkah lebih maju dari masanya.

Poster kreasi John Wagner, 1940 (Sumber gambar: wikipedia.org)

Sedang lukisan ataupun karya visual di era Art Deco merupakan sesuatu yang unik, karena belum ada sebelumnya bentuk seni yang memadukan antara motif bergaya mesin dengan ide teknologi. Garis-garis tebal yang padat yang kerap terdapat dalam lukisan Art Deco melambangkan kekuatan dan ketahanan, serta kepercayaan pada determinasi diri sendiri.

Secara umum Art Deco dikarakterisasi dengan bentuk-bentuk trapezoidal, zigzag, triangular, atau pola-pola berbentuk seperti tanda pangkat ketentaraan, kurva besar atau motif layaknya sinar mentari. Sedang material yang digunakan untuk karya non lukisan adalah seperti aluminium, stainless steel, plastik, pernis dan kayu hias. Dan meski tetap menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi ala Art Nouveau, seperti perak, kristal, gading, giok dan sejenisnya.

Pelukis Art Deco Dan Karya-Karyanya

Les Perruches, 1925, Jean Dupas (Sumber gambar: xamou-art.co.uk)

Lukisan dan karya visual yang keluar di masa dua perang dunia sebenarnya sukar untuk didefenisikan, mengingat begitu banyaknya gerakan avant garde yang berlangsung. Hampir semua seniman modernis pada masa itu berkutat dengan gaya semi-abstrak. Dan di antara beberapa seniman ini ada yang bisa diasosiasikan dengan gaya Art Deco. Terutama mereka dengan karya-karya yang kerap menampilkan gaya angular dan sosok-sosok yang terlihat memanjang.

Beberapa seniman Art Deco yang terkemuka ini adalah Jean Dupas dari Prancis dan perempuan kelahiran Polandia yang sangat berbakat, Tamara de Lempicka, yang dikenal berkat lukisan-lukisan yang menampilkan potret perempuanya. Nama-nama lain yang tercatat adalah Raphael Delorme, Jean Gabriel Domergue, René Buthaud dan Robert Eugène Poughéon. Kebanyakan karya lukis mereka dikerjakan di era 1920-an.

Amazon, 1926,  Eugène Robert Poughéon (Sumber gambar: xamou-art.co.uk)

Meski lukisan-lukisan mereka terlihat sangat dekoratif, sebagaimana pamflet atau poster bergaya Art Deco, namun sebenarnya tidak begitu kenyataanya. Ada makna intrinsik yang terkandung di dalamnya. Contohlah lukisan Amazon karya Poughéon di atas. Lukisan ini sebenarnya mencoba untuk menggambarkan bagaimana perempuan pada masa itu (pasca perang), menjadi lebih kuat dan mandiri, layaknya pejuang Amazon yang ada dalam dongeng. Mereka mengendarai mobil, sudah bisa ikut pemilu, pengusaha sukses dan minum di bar bersama dengan para pria. Berbeda misalnya dengan lukisan Art Nouveau yang cenderung akan menggambarkan perempuan pirang yang diperlihatkan tengah mandi dengan dikelilingi ornamen floral. Tentu saja mereka semua indah dipandang, tapi jelas memiliki perbedaan dalam pemaknaan.

Berikut beberapa contoh karya lukis seniman Art Deco lainnya:

Les mouettes, 1928-1930, Raphael Delorme (Sumber gambar: askart.com)

Nu allongé, Jean Gabriel Domergue (Sumber gambar: invaluable.com)

Diana Resting, 1935, Rene Buthaud (Sumber gambat: mutualart.com)

Warisan Budaya Art Deco

Poster film Black Swan, 2011, karya Darren Aronofsky, yang mengadopsi gaya Art Deco (Sumber gambar: theschleicherspin.com)

Sama halnya dengan Art Nouveau, Art Deco telah memberi pengaruh kepada gaya desain dan pergerakan seni lain, semenjak turun pamornya di era 40-an. Art Deco juga telah memberi pengaruh pada seni dan desain kontemporer. Ia kerap dipakau untuk memberi aksentuasi klasik sekaligus kontemporer yang memikat.

Penulis: Haris Fadli Pasaribu


Potret Manusia Masa Kini

$
0
0

 

Mungkin orang beranggapan kemajuan teknologi merupakan tolok ukur kemajuan peradaban. Tidak salah juga, sih. Ada penelitian yang menyebutkan kalau googling dalam waktu yang tidak berlebihan itu bagus untuk otak, dan kita juga tahu kalau ada banyak banget apps yang berguna untuk melatih kerja otak.

Tapi, selalu ada sisi baik dan buruk sebuah hal, termasuk teknologi. Tidak bisa dipungkiri lagi, kemajuan teknologi juga membuat kita semakin malas dan serakah. Berapa banyak dari kita yang bisa menonton film tanpa sesekali mengintip layar smartphone ketika ia bergetar? Atau, berapa banyak dari kita yang semakin tidak peduli dengan lingkungan dan dibutakan oleh tren-tren yang memerlukan uang banyak?

Seorang ilustrator dan animator yang tinggal di Inggris, Steve Cutts, memanfaatkan karya yang dibuatnya untuk memperlihatkan bagaimana kondisi masyarakat. Ia dengan cermat menerjemahkan apa yang ia liat ke dalam gambar. Rakus, merusak lingkungan, junk food, dan penonton setia televisi, pengguna ponsel, dan sering mengeksploitasi binatang. Hal inilah yang menjadi landasan Cutts, untuk membuat karya-karya satir untuk menunjukkan kepada orang banyak laku hidup yang ada.

Setelah lulus kuliah, ia dihadapkan dengan dua pilihan bekerja pada salah satu restoran atau sekolah seni. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali mengambil sekolah seni. Setelah selesai dari sekolah tersebut, Cutts bekerja di Glueisobar sebagai storyboard artist. Ia putuskan untuk menjadi freelancer dengan menjalin kerja sama bersama perusahaan besar seperti Coca Cola, Google, Reebok, Magners, Kellog’s, Virgin, 3, Nokia, Sony, Bacardi, dan Toyota. Dengan pengalamannya yang segudang ini, maka tak heran Cutts memiliki ide cemerlang yang sangat provokatif untuk menggugah hati seseorang.

Ia terkenal dengan video dan ilustrasi tentang potret buruk manusia saat ini. Ia seolah memiliki bahan yang tiada habisnya untuk menggambarkan karyanya karena apa yang ia liat sehari-hari seolah memberikan bahwa insanity of humanity is an endless pool of inspiration. Kegilaan manusia tak ada habisnya, selalu ada saja manusia yang tidak peduli dengan sekitar dan berperilaku seenaknya saja.

Steve mencoba fenomena tersebut melalui karya-karyanya. Seperti yang kamu bisa lihat karya-karya pilihan Cutts di bawah ini:

rat-race

rat-race

the final handshake

the final handshake

recycling

recycling

Artist illustrates modern day life and it's terrifying  Source: Steve Cutts / Via stevecutts.comenhanced-buzz-wide-30322-1440435962-9.jpg

Artist illustrates modern day life and it’s terrifying Source: Steve Cutts / Via stevecutts.comenhanced-buzz-wide-30322-1440435962-9.jpg

monday

monday

jess and roger

jess and roger

fatcat

fatcat

daily bullshit

daily bullshit

circle of life

circle of life

sumber foto: boredpanda.com

Ilustrasi yang ia buat menandakan kegelisahan, stres, dan frustasi dari sekelumit manusia yang mengajak untuk tidak peduli dan memikirkan diri sendiri. Teknologi semakin maju, tapi pola pikir manusia malah semakin ke belakang. “Seolah-olah dunia ini tidak berputar” kata Steve.

Kita tidak mau kan terus-menerus seperti itu?

Jadikan Kopimu Lebih Sehat Dengan 5 Cara Ini

$
0
0

Entah dulu, tapi di masa sekarang ini meminum kopi ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan. Bagi penikmat kopi hitam tentu saja tidak perlu repot menambah ini-itu dalam kopi mereka, karena mereka percaya kopi harus diminum dengan segala kepekatannya.

Tapi mayoritas peminum masa kini suka menambahkan sesuatu ke dalam kopinya, selain gula tentu saja, seperti creamer atau susu misalnya. Masalahnya, beberapa jenis susu dan juga pemanis mengandung lemak dan kalori yang tentunya tidak menolong jika sedang dalam program menjaga berat badan.

Oleh karena itu, yuk kita intip 5 tips agar kopi kita menjadi lebih sehat:

1. Pilih Pemanis Kopi Sesuai Keperluan

Sumber gambar: abcnews.com

Senang kalau kopinya manis, tapi enggan memakai gula yang biasa karena ingin menghindari kalori yang tidak diperlukan? Kalau begitu mengapa tidak mencoba menggantinya dengan madu dalam jumlah yang kecil atau agave.

Kalaupun ingin memakai pemanis buatan, coba cari merek yang paling menggunakan sumber alami dibandingkan pemanis buatan yang lainnya. Dan ada sedikit trik dalam menggunakan pemanis buatan ini. Pelan tapi pasti kurangi sedikit demi sedikit jumlah penggunaanya, karena berdasarkan penelitian, ini akan melatih otak untuk tidak terlalu menginginkan yang manis-manis.

2. Beri “Bumbu” Yang Tepat Untuk Kopinya

Sumber gambar: amorettiblog.com

Rempah-rempah tidak hanya bisa memberi bumbu yang sedap pada makanan, namun mereka juga bisa menjadi bumbu untu kopi. Selain menambah cita rasa, rempah ternyata memiliki keuntungan dari segi kesehatan. Tapi tentu tidak semua rempah bisa dicampur dalam kopi kita. Inilah beberapa di antaranya yang bisa kita gunakan:

  • Kayu manis – berguna untuk menstabilisasi kadar gula darah, membantu memperbaiki kolestrol LDL, dan sumber vitamin K dan zat besi
  • Pala – sumber mangan yang bagus
  • Bubuk Kokoa – sumber protein, kalium dan seng, disamping serat diet, zat besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan mangan. Tapi ada catatan yang harus diperhatikan, karena ia juga mengandung lemak jenuh yang tinggi, jadi pergunakan dengan secukupnya saja
  • Kapulaga – sumber vitamin C, kalsium, magnesium, kalium dan seng, disamping mengandung serat diet, zat besi dan mangan

3. Tuang Krim Dengan Bijak

Sumber gambar: ineedcoffee.com

Mungkin banyak di antara kita yang menganggap remeh penggunaan susu untuk kopi. Toh, apa bahayanya jika hanya beberapa sendok saja? Tapi coba kalikan dengan 7 hari per-minggu dan kalikan lagi dengan 52 minggu per-tahun. Nah, berapa banyak kalori yang terakumulasi nantinya? Oleh karenanya penggunan susu murni sebaiknya dihindarkan.

Jika ingin tetap menggunakan susu, namun juga ingin tetap sehat, coba pergunakan hanya sekitar 1% saja atau pilihlah susu non-fat. Pilihan lain adalah susu kedelai yang rendah lemak, almond atau susu beras (tajin), yang merupakan alternatif yang cukup baik, hanya saja mengandung protein yang lebih rendah dibandingkan susu sapi.

4. Apa Yang Harus Dipilih Saat Berada Di Cafe/Coffee House?

Sumber gambar: repmag.ca

Memang sangat menggoda saat kita berada di sebuah cafe atau coffee house, mengingat pilihan yang beraneka ragam dengan bentuk dan rasa yang menggugah. Tapi harus diingat, banyak sajian mereka menawarkan kalori yang kosong, jadi diperlukan disiplin untuk memilih minuman kopi yang tepat. Cara yang paling aman adalah meminta kopi dengan sirup yang sugar-free, tidak pakai whip cream, serta pastikan susunya yang non-fat.

5. Espresso Atau Kopi Hitam? Pastikan Dengan Seksama

Sumber gambar: smithsonianmag.com

Espresso merupakan metode penyajian, bukan jenis kopi, serta tidak ada jenis kopi tertentu dalam membuatnya. Prosesnya adalah dengan membuat minuman yang bersirup dengan memaksa keluar minyak dari biji kopi dan minyak ini mengandung kalori. Jadi mana yang lebih banyak mengandung kalori, espresso atau kopi hitam?

Ternyata adalah salah jika kita mengira secangkir kopi hitam tidak memiliki kalori sama sekali, karena ia masih mengandung kalori yang berasal dari proteinnya, dengan jumlah sekitar 2 kalori, hanya saja tanpa lemak. Tentu saja jika kopinya kita beri dressing seperti gula, krim dan sejenisnya, kalorinya pun bertambah pula. Sedang segelas espresso tanpa pemanis mengandung hanya 1 kalori, tapi disertai dengan 0.1 gram lemak.

Setelah mengetahui informasi dasar tentang kalori yang dikandung kopi hitam dan espresso, ada baiknya kita mengetahui pula kandungan kalori dressing pentingnya:

  • whipped cream : 52 kalori
  • gula : 49 kalori
  • susu non-fat : 5 kalori

Dengan informasi ini, kita sekiranya bisa menimbang-nimbang bagaimana kopi yang kita inginkan; apakah hitam, atau espresso murni, atau ditambah dengan gula misalnya, dengan resiko presentasi kalori yang semakin meningkat tentu saja.

Demikian beberapa upaya yang bisa kita lakukan jika ingin meminum kopi namun tetap senantiasa sehat dengan menghindarkan kandungan tertentu. Tentu saja semua pilihan terletak di tangan kita. Yang paling penting, senantiasalah mengeksplorasi kopi dan upayakan mengetahui sebanyak mungkin informasi yang kita perlukan tentangnya. Pelajari tekstur, fisik, aroma dan kandungan kafein yang terkandung dalam berbagai jenis biji kopi, sehingga proses eksplorasi kita pun akan semakin kaya.

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

 

Menjelajah Rasa Kopi dari Kamerun

$
0
0

Kali ini, Kopling akan mengajak kamu semua untuk mengenal jenis-jenis kopi di berbagai belahan dunia. Mulai dari Afrika hingga Amerika. Hari ini kita akan mulai dari wilayah Afrika, tepatnya Kamerun.

Kamerun sangat eksentrik sekali dalam hal kopi spesial. Sebagai permulaan, Kamerun terletak di Afrika Barat. Yang mana Afrika Barat ini tidak sama seperti Afrika Timur yang kebanyakan menghasilkan kopi arabika, seperti Kenya, Ethiopia, Rwanda. Sedangkan, persentase besar kopi Kamerun secara tradisional adalah robusta, tumbuh di semua provinsi kecuali utara, sementara arabica dihasilkan di dataran tinggi dari barat, barat laut, dan timur. Dataran tinggi barat Kamerun, di mana banyak dari kopi ditanam, rata-rata sekitar 5.000 kaki di atas permukaan laut dan memiliki dua musim yang berbeda, musim hujan dan musim kemarau, yang menguntungkan kualitas arabika.

23e0d7c99b99e61dea8f3bded56d59b9_L

Pertama kali kopi diperkenalkan di Kamerun oleh Misionaris Jerman pada tahun 1930an, varietas jawa, yang hingga kini masih banyak tertanam di sana. Perkebunan kopi di Kamerun dikelola secara koperasi. Sebuah desa yang di pegunungan Bamboutos, desa Bafoussam adalah kaya akan tanah vulkanik dan amat baik untuk menanam kopi. Ketinggiannya sekitar 1300-1800meter. Koperasi petani ini sudah ada sejak 1950an dan masih bertahan hingga sekarang dengan anggota sebanyak 2.500 orang.

Kopi yang telah dipetik umumnya proses dengan perendaman atau wet processed, baik yang difermentasi dan kemudian dibersihkan-dijemur selama satu hari. Petani menyebut kopi dengan ‘java’ karena variasi dan bentuknya yang unik. Java ini dikatakan berasal dari Nikaragua. Negara ini juga mengekspor kopi ke wilayah Eropa. Ekspor kopi kamerun belum banyak di Asia. Kalau di Indonesia kopi dari luar negeri seringkali diekspor oleh kedai kopi kenamaan. Selama ini kopling belum merasakan kopi kamerun di Indonesia. Kamu sudah?

8296533918_30a5c906d4_o

Kopi ini tergolong unik karena menimbulkan rasa manis dan gurih di aroma dan di cangkir. Kata orang-orang yang sudah pernah mencobanya, rasa yang dimunculkan seperti pumpkin pie. Muncul bau mentega dan wangi rempah yang khas sebagai after taste. Ada juga yang mengatakan kalau muncul rasa gurih manis seperti ubi panggang. Hmmm… dari opini orang-orang ini rasanya kopling tidak akan lama lagi mencoba kopi kamerun ini. Ngopi, yuk!

Kopi Pasir Turki, Kekayaan Kuliner Jalanan Yordania

$
0
0

Semenjak kejayaan Kerajaan Ottoman hingga hari ini, kopi memainkan peranan penting dalam gaya hidup dan kultur Turki. Menyajikan dan meminum kopi memiliki pengaruh yang mendalam pada kebiasaan masyarakatnya, baik dari segi politis maupun interaksi sosial, ibadah, serta tradisi keramah-tamahan hingga berabad-abad lamanya. Jadi kopi bisa disebut merupakan bagian penting dalam kultur Turki.

Tapi kali ini kita nggak bakal ngomongin negara Turki, meskipun berbicara tentang Kopi Turki. Kita akan mengunjungi Yordania dan Kopi Pasir Turki yang menjadi salah satu bagian dari kultur kuliner negara tersebut.

Jadi, Kopi Turki (Türk kahvesi) merupakan metode dalam menyiapkan kopi yang nggak disaring. Bukan nama jenis kopi. Prosesnya adalah, setelah diroasting dan diendapkan, biji kopi akan direbus dalam sebuah panci yang disebut cezve.

Sebuah cezve. (Sumber gambar: enjoybettercoffee.com)

 

Nah, untuk lebih spesifik lagi, kita akan membahas tentang Kopi Pasir Turki. Jika mengunjungi Yordania, maka kita bisa menemukan banyak kedai atau gerai yang menyediakan kopi dengan metode pembuatan seperti ini. Namanya unik sekali. Lantas bagaimana prinsip kerjanya?

Secara umum pengerjaan Kopi Pasir Turki mirip dengan Kopi Turki, hanya saja melibatkan penggunaan tangan dan pasir panas untuk menyiapkannya. Pasir digunakan karena menyediakan panas yang lebih konsisten. Pasirnya dapat dipanaskan dengan berbagai metode, asal panasnya tetap konsisten.

Jadi, begini cara pengerjaannya:

Setiap cezve diisi dengan air, kopi ground dan bisa juga gula. Tapi biasanya gula sama sekali tidak dipakai di Yordania dan digantikan dengan kapulaga.

Dalam Kopi Turki, kopi dipanaskan hingga mulai berbuih. Sedang dalam Kopi Pasir Turki, begitu busanya hampir menuju leher cezve, maka tingkat panas pun dikurangi hingga busanya menghilang. Prosesnya diulang terus hingga 3 atau 4 kali sebelum kemudian dituang ke dalam cangkir-cangkir kecil yang disebut fincan. Yang tersisa adalah kopi pekat dengan ampas yang mengendap di dasarnya.

 

Kopi Turki yang tetap hangat berkat pasir panas. (Sumber gambar: q8allinone.com)

Lantas di mana pasir panas tadi berperan dalam metodenya? Pasir digunakan dalam proses yang mirip dengan “adjustable double boiler”, dimana cangkir-cangkir kopi diletakkan di atas permukaan pasir panas tadi  untuk menjaga kopinya tetap hangat. Panasnya pun dapat diatur sesuai dengan kedalaman cezve di atas pasirnya , dan dapat dilakukan dua kali, tanpa harus kuatir cita rasa kopinya berubah.

Untuk lebih jelas pembuatan Kopi Pasir Turki mungkin bisa dilihat di video di bawah ini:

Yang membedakan antara Kopi Pasir Turki dengan Kopi Turki biasanya hanya dalam metode penyiapan dan juga kecepatan pengerjaannya. Proses pembuatan yang dilakukan secara lambat dalam Kopi Pasir Turki dapat membuat kopinya terasa lebih lembut, meski tentunya memilki kecendrungan menjadi gosong jika tidak dilakukan dengan cermat dan telaten.

Pada akhirnya memang tergantung selera, metode mana yang mau dipakai, Kopi Turki atau Kopi Pasir Turki.

Salam sruput!

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Wujudkan.com

$
0
0

Buat kamu yang (mungkin) belum pernah dengar nama teman Kopling yang satu inin, ayo merapat dan simak karena ini sangat penting khususnya buat kamu-kamu orang kreatif di seluruh Indonesia. Wujudkan.com, dari namanya saja sudah cukup menjelaskan bahwa website yang satu ini ada hubungannya dengan mewujudkan sesuatu. Tapi, apakah sesuatu yang dimaksud itu? Begini ceritanya.

Jadi, wujudkan.com itu adalah sebuah wadah buat para kreator lokal, khususnya di bidang kreatif, untuk menggalang dana agar proyek kreatif mereka dapat menjadi kenyataan. Wah, kok baik banget? Tentu saja! Karena apa? Karena dana ini berasal dari seluruh masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Termasuk kamu! Tentu saja apabila kamu sudah mengunjungi website mereka, daftar untuk membuat akun di sana, lalu mulai mencari proyek-proyek apa yang menarik bagi kamu di sana.

Menurut Alderina, yang merupakan tim marketing dari Wujudkan.com, banyak sekali proyek-proyek yang sudah masuk dalam Wujudkan.com. Dan bentuknya pun beragam. Ada yang bikin buku, ada yang bikin film, ada yang bikin event, atau bahkan ada yang bikin bangunan. Memang tidak semuanya mampu terwujud. Namun, ada beberapa hal yang menurut Alderina bisa menjamin proyek kamu terwujud, di antaranya: Satu, tentu saja proyek kamu harus menarik. Kedua, kamu mampu menjelaskan proyek kamu dengan baik. Disarankan untuk menyediakan materi penjelasan dalam bentuk Video. Ketiga, target dana yang berusaha diraih sesuai dengan kapasitas atau kondisi proyek. Keempat, reward yang diberikan bagi para calon donatur menarik dan beragam.

Oh, soal reward. Jadi, sistem crowdfunding yang merupakan cara menggalang dana dari banyak orang via internet, menggunakan sistem pledging. Maksudnya apa? Jadi, orang-orang yang membantu kamu untuk mewujudkan proyek kamu kan akan memberikan dana. Maka, kewajiban kamu sebagai pemilik proyek adalah menyediakan beragam reward sebagai tanda apreasiasi kamu balik kepada mereka. Namun, apabila kamu tidak mampu meyakinkan banyak orang untuk mendukung proyek kamu, dan tidak mencapai dana yang diharapkan, maka dana tersebut akan dikembalikan  kepada donatur. Mereka kemudian bisa menyimpan dananya kembali, atau memberikannya ke proyek-proyek lain yang ada di Wujudkan.com.

Nah, seru kan? Jadi, kamu jangan takut lagi untuk membuat proyek atau merealisasikan mimpi-mimpi kamu! Percayalah, masih banyak orang baik di luar sana, yang akan dengan senang hati memberikan dukungan kamu selama apa yang kamu ingin lakukan itu baik, dan juga mempunyai dampak lebih bagi sekitar kamu.

Untuk tau lebih banyak mengenai crowdfunding dan juga Wujudkan.com, silahkan simak video penjelasan dari Alderina di bawah ini. Selamat menonton.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Wujudkan.com, silahkan kunjungi link-link di bawah ini.
Website: http://wujudkan.com
Twitter: http://twitter.com/wujudkanid
Facebook: http://id-id.facebook.com/wujudkanID

Mana yang Sebaiknya Dipilih Saat Capek, Tidur Atau Kopi?

$
0
0

Beberapa waktu lalu Kopi Keliling pernah membahas tentang coffee naps, sebuah cara alternatif dalam upaya agar tetap terjaga. Namun, saat kita merasa lelah, tapi masih ada hal yang harus dikerjakan, apa sebaiknya yang kita pilih? Tidur atau meminum kopi?

Untuk itu, mari kita bahas keunggulan dan kekurangan masing-masing, agar nantinya bisa memilih mana yang pas untuk dikerjakan saat merasa lelah.

Kapan Saatnya Untuk Tidur?

Sumber gambar: nicholasferguson.org

Secara umum, tidur sejenak memiliki banyak kelebihan dibandingkan meminum kopi. Tidur dapat meningkatkan kapasitas belajar otak, mempertajam rasa waspada,  dan secara umum memperbaiki kemampuan kognitif otak, mempertajam rasa waspada. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Departemen Psikologi Universitas Kalifornia di San Diego, diketahui jika tidur barang 60 hingga 90 menit dapat meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran persepsi, motorik prosedural, dan memori verbal, dibandingkan kafein.

Namun tidur juga memiliki kekurangan, yaitu kita misalnya tidak punya waktu selama 60 menit, apalagi 90 menit. Cara lain tentunya adalah dengan melakukan power nap atau tidur selama 20 hingga 30 menit saja.  Sebaiknya juga dilakukan di antara jam 1 hingga 3 siang. Hanya saja jangan lebih dari masa tersebut, tapi tidak sampai 60 atau 90 menit, karena kita kemungkinan besar akan mengalami kemunduran dalam ketangkasan motorik dan akan membuat kita gelisah karena mengalami sleep inertia, sebagaimana yang kerap kita alami setiap pagi saat bangun tidur. Tidak enak rasanya, kan? Dan tidur terlalu sore malah kita akan mengalami kesulitan tidur di malam harinya, yang tentunya memberi efek rasa lelah di keesokan harinya.

Kapan Saatnya Meminum Kopi?

Sumber gambar: shutterstock.com

Kalau tidur tidak terdapat dalam opsi untuk mengatasi rasa lelah, maka kopi adalah alternatifnya. Sebuah pilihan yang lebih mudah, dan tidak harus menemukan tempat yang nyaman agar bisa tidur misalnya. Kopi juga memiliki kelebihannya sendiri. Setelah minum kopi secara fisik kita akan merasa lebih terjaga misalnya.

Kafein mungkin juga merupakan pilihan yang pas untuk orang-orang berusia paruh baya agar tetap terjaga. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Prancis, partisipan berusia 40 hingga 50 tahun yang meminum kopi mengendarai kendaraan mereka dengan lebih baik dibandingkan rekan mereka di rentang usia sama yang memilih tidur. Hanya saja untuk partisipan yang berusia lebih muda, tidur masih lebih menguntungkan dibandingkan meminum kopi.

Singkatnya, adalah baik untuk membuat kita tetap terjaga secara fisik dengan menjadikan kopi sebagai pilihan yang paling bisa dilakukan. Hanya saja secara umum kopi tetap menjadi pilihan kedua setelah tidur.

Kapan Saatnya Untuk Melakukan Keduanya?

Sumber gambar: shutterstock.com

Inilah saatnya kita kembali ke topik coffee naps tadi.  Sebuah teknik yang memadukan antara tidur sejenak dengan meminum kopi. Coffee naps, adalah cara yang terbaik dalam mengatasi rasa lelah. Tapi bukan berarti tanpa trik tertentu. Kita harus mampu tidur sebelum kafein-nya beraksi dan ini memerlukan disiplin tertentu agar tidak kebablasan. Jika kita berhasil melakukan coffee naps, maka metode ini akan memberikan keuntungan dari tidur, minus rasa puyeng saat bangun. Kalaupun gagal, setidaknya kita mendapat “amunisi” dari sang kafein.

Tentunya tetap yang paling terbaik adalah tidur di malam hari dengan kualitas dan kuantitas yang terjaga. Hanya saja pilihan-pilihan di atas yang terbaik yang kita miliki saat harus berhadapan dengan rasa lelah yang sulit untuk dilawan.

Selamat mencoba!

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Kenali Jenis-Jenis Cat Akrilik Beserta Manfaatnya

$
0
0

Cat akrilik merupakan salah satu jenis cat yang cukup awam dipakai untuk melukis. Cat ini adalah jenis cat yang terbuat dari plastik dengan dasar polietilen dan mengeras saat kering. Warna yang berbeda diperoleh dari berbagai macam pigmen ke dalam emulsi polimer akrilik. Sederhananya, cat akrilik adalah cat plastik yang tersedia dalam bentuk pasta dan dikemas dalam tube.

Mungkin sebagian besar dari kita mengira semua cat akrilik itu sama saja. Tapi ternyata ia pun dibagi lagi dalam jenis yang berbeda. Makanya tidak usah heran kalau ke toko cat misalnya, menemukan cat akrilik yang bisa membuat cat lebih tebal, cair (tipis) dan terbuka (kering lebih lambat).

Berbagai jenis cat akrilik ini membuka kesempatan bagi kita, sang pelukis, untuk memanfaatkannya untuk lukisan yang bersifat versatil. Tapi apa dan bagaimana perbedaannya? Yuk kita intip.

Akrilik Cair

Dengan menggunakan akrilik cair kita bisa menggunakan layer yang lebih tipis tanpa harus mengorbankan saturasi intensitas warnanya. Dan cukup mungkin kok untuk menipiskan akrilik dengan menggunakan air, atau ditambahkan berbagai medium lain agar akriliknya terasa lebih cair, namun tetap menjaga tingkat pigmentasinya. Tentunya tidak mustahil pula jika apapun yang bersifat non-pigmentasi ditambahkan ke cat akrilik, maka catnya akan cenderung mengencer.

Akrilik cair memiliki kelekatan dibandingkan akrilik standar yang lebih tebal, meski tetap memiliki tingkat pigmentasi yang sama. Akrilik cair bisa sangat berguna bagi pelukis untuk mendapatkan efek yang sama dengan pelukis yang memakai cat minyak atau cat air.

Akrilik Tebal

Mungkin kita semua sudah tahu kalau akrilik cenderung lebih cepat mengering, maka ia pas digunakan untuk lukisan yang memanfaatkan cat yang tebal seperti impasto, dan dengan menambahkan medium gel, ia bahkan bisa lebih tebal lagi.

Dengan menggunakan akrilik tebal kita bisa mengkreasikan lapisan tebal di lukisannya tanpa haris menambahkan medium lainnya. Saat diaplikasikan dengan pisau palet, akrilik menahan puncaknya, dan pisaunya bisa dioret-oretkan di atas cat yang baru disapukan dengan kuas untuk menciptakan tekstur.

Akrilik jenis ini juga cemerlang dalam memamerkan ciri khas atau gaya kuasan tangan pelukisnya.

Akrilik Terbuka Atau Kering Lambat

Akrilik jenis ini merupakan jenis yang sudah lama didambakan oleh banyak pelukis. Mengapa? Karena ia mengering dengan lebih lama, serta menghilangkan kebutuhan akan perlunya botol spray atau medium memperlama pengeringan lain.

Akrilik terbuka meningkatkan jumlah waktu mengeringnya cat, sehingga bisa diolah sedemikian rupa dengan lebih leluasa saat berada di atas permukaan kanvas dan bertahan lama pula di atas palet. Keuntungannya adalah sang pelukis bisa mencampurkan berbagai warna tanpa harus merasa takut cat-catnya akan cepat mengering dan akhirnya terbuang sia-sia.

Melukis dengan menggunakan akrilik terbuka membuat prosesnya menjadi mirip melukis dengan cat minyak. Jadi, jika kita adalah seorang pelukis dengan spesialisasi cat akrilik yang tidak suka tergesa-gesa dan terkejar waktu saat bekerja, jelas akrilik terbuka merupakan pilihan yang ideal.

Jadi, selamat mencoba dan temukan akrilik mana yang sesuai dengan kebutuhan dan juga keinginan untuk melukis.

Sumber gambar: craftsy.com

Penulis: Haris Fadli Pasaribu


Miki Saito, Memperbaharui Teknik Kuno di Dalam Karya Baru

$
0
0

Mungkin sang seniman sadar, menggunakan teknik lama bukan berarti melemahkan kualitas. semua hanya butuh latihan untuk menghasilkan karya yang baik. seperti halnya kopi, berawal dari pohon dan berbuah dalam waktu yang sama, namun yang membedakan rasanya bisa dari teknik pengolahannya. Begitu juga dengan melukis, tentu akan berbeda jika seseorang melukis dengan cat air, sedang yang lain melukis dengan tinta. Miki Saito coba menunjukkan teknik berbeda juga akan menghasilkan karya yang berbeda pula.

miki-saito-cellestial-crossing-7

spoon-tamago.com

Dengan menggunakan proses yang disebut Suminagashi, ia membuat bentuk abstrak. Suminagashi adalah teknik tertua kertas marmer dan pertama kali dilakukan di Jepang dengan menggunakan air dan tinta kaligrafi. Setelah tinta kering, ia lanjut dengan akrilik, gouache, dan mineral untuk menambahkan detail yang cukup rumit untuk menggambarkan hewan yang tersembunyi atau samar dibalik tinta.

Miki Saito menghabiskan sebagian besar hidupnya di Amerika Serikat, Jepang, dan bepergian ke negara-negara lain. Pameran ini termasuk pameran solonya yang kedua kalinya selama 30 tahun.

miki-saito-cellestial-crossing-1

spoon-tamago.com

miki-saito-cellestial-crossing-3-4

spoon-tamago.com

spoon-tamago.com

spoon-tamago.com

Karena keturunan Jepang, ini yang menyebabkan Saito mengenal dengan tinta sumi. Ada satu kalimat yang ia ingat dari gurunya, yaitu “Really pay attention to how you influence the ink through subtle decisions. It’s so sensitive to the body and environment.”

Karya Saito seringkali dinilai memiliki kualitas Rorschach Test. Kamu melihat dan menganalisis suatu bentuk di dalam karya tersebut, hanya untuk menyadari bahwa karya itu benar-benar abstrak. Di sinilah letak esensi dari karya Saito, di sebuah dunia di antara yang abstrak dan nyata. Tujuan ia menggunakan tinta sumi ini sekaligus mengingatkan kita bahwa tak hanya menghasilkan karya, tapi juga berpesan melalui apa yang ditangkap oleh jiwa kita.

Ayo ikutan jualan di Catalyst Art Market Volume 5

$
0
0

Masih ingat dengan acara Catalyst Art Market Volume 4 yang diadakan bulan April lalu di Kuningan City? Waktu itu, ada puluhan seniman/ilustrator dan brand kreatif lokal yang berpartisipasi menjual karya dan merchandise mereka yang keren-keren banget pastinya! Buat yang ketinggalan acara Catalyst Art Market Volume 4 lalu, silahkan tonton dulu video di bawah ini.

Nah, akhir tahun ini Catalyst Art Market akan diadakan lagi dalam rangka Kopi Kelililng’s Art and Coffee Festival 2 yang bakal berlangsung pada tanggal 28-29 November 2015. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Catayst Art Market membuka kesempatan bagi seniman, ilustrator, dan creative brands manapun yang ingin ikutan menjual karya/produk di acara ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Punya karya atau produk yang keren (ini WAJIB hukumnya!) yang siap untuk dijual dan tersedia dalam jumlah/stock yang banyak.

2. Kategori karya atau produk yang diprioritaskan adalah:
– Karya seni/ilustrasi: Bisa dalam bentuk original artwork, art prints (screen print, lino, dll), maupun digital art print. Bisa sudah dalam bentuk framed atau lembaran.
– Karya diutamakan dalam bentuk kecil hingga sedang (disarankan maksimal rasio A2)
Merchandise diutamakan yang NON APPAREL seperti: stiker, tote bag, pin, sketchbook, patches, clay, wood/leather work, toys, dan lain sebagainya.
– Kategori makanan bisa ikut serta dengan produk makanan yang simple namun TIDAK UMUM, mempunyai presentasi VISUAL yang menarik, small bites, desserts/sweets, dan sejenisnya.
– Kategori Creative Brands diutamakan yang NON APPAREL, mempunyai rangkaian produk berbasis VISUAL. Produk HOME & LIVING disarankan untuk ikutan!

3. Harga sewa area untuk 2 hari Catalyst Art Market adalah sebagai berikut:
– Kategori Artist/Illustrator = 1 juta rupiah (format ‘lapak’ dengan ukuran meja 120 x 80 cm + 2 kursi. Bisa menempelkan karya di backdrop ukuran +/- 120 x 200 cm). Diutamakan bagi Artist/Illustrator yang mampu mengisi 1 area dengan karya/produknya sendiri (tidak kolektif).
– Kategori Creative Brands/Food = 2 juta rupiah (area sebesar 2 x 2 meter, 1 meja + 2 kursi + listrik 300 watt).
– Detail mengenai area dan mekanisme lainnya akan dibahas lebih lanjut setelah peserta lolos proses kurasi.

4. Apabila karya/produk kamu sesuai dengan kriteria di atas, maka seluruh calon peserta wajib mengikuti langkah-langkah berikut:
– Step 1: Mendaftarkan diri lewat formulir yang ada di website Catalyst Art Shop ini.
– Step 2: Mengirimkan email konfirmasi pendaftaran sekaligus list produk/karya, foto, serta gambaran harga jual dan jumlah items yang tersedia atau yang akan dibuat.

Kurang lebih begitu penjelasan tentang acaranya. Untuk segala pertanyaan mengenai Catalyst Art Market bisa kamu tuliskan via email ke catalystartmarket2015@gmail.com.

[PAMERAN] Temet Nosce [S]mallseries #4

$
0
0

Smallseries adalah pameran rutin setiap tahun sekali yang diadakan oleh Independent Art-Space and Management – I AM. Konsep pameran Smallseries adalah pameran bersama – dengan kurang lebih – 10 seniman. Pameran dengan syarat, ukuran karyanya tidak lebih dari 50 cm persegi. Tema dan medium yang dipakai seniman adalah BEBAS. Sampai dengan sekarang sudah terselenggara tiga kali pergelaran Smallseries, untuk yang #4 I AM menggandeng Minority Collective. Minority Collective didaulat untuk menjadi kurator pada seri #4 ini.

Setelah tahun lalu Minority Collective mengusung tema ‘Hi How Are You?’, tahun ini Minority Collective akan melanjutkan tema tersebut, namun lebih fokus pada masalah kepribadian setiap individu dalam pengenalan akan diri sendiri dengan bentuk dialektika, bertajuk ‘Temet Nosce’. Temet Nosce (nosce te ipsum) adalah kata yang diambil dari Bahasa Latin yang berarti ‘kenali dirimu sendiri’. Kata tersebut merupakan terjemahan Latin dari kalimat Yunani ‘gnothi seauton’ yang tertulis di pintu gerbang masuk kuil Apolo, di Delphi, Yunani. Ungkapan Temet Nosce dipopulerkan oleh Socrates (470-399 SM). Tema ini dipilih menjadi judul pameran [S]mallseries #4, dimaksudkan untuk memperkenalkan orang-orang yang tergabung di dalam Minority Collective dengan kemampuan yang berbeda-beda dan bisa diartikan sebagaimana kita berupaya untuk memahami diri kita sendiri. Sehingga menghadirkan percakapan diri sendiri pada tiap individu untuk mencurahkan apa yang menjadi dasar pikirannya dan kecenderungan bidang atau pun minat yang saat ini dikerjakan.

Melalui proses eksperimen, yaitu eksplorasi teknis penciptaan setiap individunya maupun pencarian kepribadian dalam arti luas, nantinya akan menghasilkan output yang beragam, sehingga keinginan keluar untuk ‘bermain-main’ muncul dan sangat tidak terbatas.

Secara rinci McLuhan pernah memberikan istilah “bermain”, sebagai berikut:
“Di bawah kondisi kecepatan listrik, semua bentuk pekerjaan harus menjadi kreatif agar seluruhnya dapat berfungsi. Yang dituntut sekarang adalah memainkan peran, keterlibatan menyeluruh seseorang dalam karya, sehingga karya itu sendiri akhirnya menjadi permainan dan waktu yang santai. Inilah hak istimewa oleh seniman. Pada waktu sang seniman bekerja paling keras, pada saat yang sama juga ia bermain sekeras-kerasnya.” (Lihat YB. Mangunwijaya (editor). 1983. Teknologi dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta. Gramedia, hal. 118)

Pada titik ini, pameran [S]mallseries #4 – Temet Nosce adalah bentuk ekspresi yang mencoba mengingatkan kembali pada publik tentang masalah yang kita hadapi bersama; bisa berarti siapa kita, keberadaan kita, hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita dan profesi kita dalam masyarakat.

Dalam pameran kali ini kita menyadari bahwa proses yang kita jalani berlandaskan tujuan yang akan kita capai. Kita sebagai pelaksana proses tersebut menjadi subyek penentu atas terwujudnya pencapaian itu. Pencapaian dapat kita artikan dalam banyak hal, biasanya menyinggung tentang kehidupan yang dicapai pada tiap individu itu sendiri. Akan tetapi setiap tujuan biasanya memerlukan waktu tempuh tertentu untuk mencapai tempat yang dituju. Dan disini kita menyadari hal yang terpenting untuk mencapai tujuan itu adalah proses, proses untuk meyakini, proses untuk memahami dan setelah itu kita dapat menentukan jalan yang akan kita tempuh untuk tujuan yang akan kita lalui.

***

TEMET NOSCE

Temet Nosce (nosce te ipsum) adalah kata yang diambil dari Bahasa Latin yang berarti ‘kenali dirimu sendiri’. Temet Nosce merupakan tema pameran yang kali ini. Temet Nosce merupakan terjemahan Latin dari kalimat Yunani ‘gnothi seauton’ yang tertulis di pintu gerbang masuk kuil Apolo, di Delphi, Yunani. Ungkapan Temet Nosce dipopulerkan oleh Socrates (470-399 SM). Lewat ungkapan ini, sebenarnya cara untuk mencari dan mengantar orang pada pengenalan akan diri sendiri dengan bentuk dialektika. Bentuk-bentuk dialek ekspresi diri yang hadir untuk memperkenalkan orang-orang yang tergabung di dalam Minority Collective dengan kemampuan yang berbeda-beda dan bisa diartikan sebagaimana kita berupaya untuk memahami diri kita sendiri. Sehingga menghadirkan percakapan diri sendiri pada tiap individu untuk mencurahkan apa yang menjadi dasar pikirannya dan kecenderungan bidang atau pun minat yang saat ini dikerjakan.

Melalui proses berbincang dengan diri sendiri, para seniman diharuskan menggali segala kemampuannya lebih dalam lagi. Mengenal diri mereka jauh diluar kebiasaan yang sering mereka lakukan. Mereduksi hal-hal yang dirasa tidak perlu dan memaksimalkan potensi yang selama ini belum dikeluarkan sepenuhnya. Proses ini tentunya akan berbeda pada setiap individunya dan akan menghasilkan output yang berbeda pula. Apa yang dimiliki diri kita belum tentu dimiliki oleh orang lain dan sebaliknya.

Dengan begitu nantinya tujuan pameran ini dapat memperlihatkan berbagai persektif baru dalam membangun bahasa yang baru untuk memahami diri kita sendiri, bisa dengan bahasa ironi hingga bahasa parodi sebagaimana kita memahami diri kita sendiri.

***

Seniman: Aldy Setiaji, Antonius Ipur, Asrijanto Nur Abadi, Darmawan Aji, Dewi Purnamasari Tobing,

Febby Manaf, Herjun Sasmita, Horestes Vicha, Kumara Dandi, Muhammad Hasan, Nurmala Setya,

Puspo Lathief, Redot Ebe, Sofyan Hidayat, Yunanto Setio

poster minority temet nosce SHARE

Pembukaan Pameran:

Minggu, 27 September 2015

Pukul 19.00 wib

I AM Art Space

Jl. Nagan Lor No. 25 Yogyakarta

Dibuka oleh Yudha Sandy “Mulyakarya”
Pertunjukkan Musik: Not a Woy | Sleepearth | Equal | NDA | MYK

Durasi Pameran:

27 September – 26 Oktober 2015

Buka :

Selasa – Minggu, pukul 11.00 – 18.00 wib

Tutup :

Hari Senin dan Hari Libur Nasional

Wicara Seniman:

Rabu, 30 September 2015

Pukul 13.00 wib

I AM Art Space

Jl. Nagan Lor No. 25 Yogyakarta

 

Informasi lebih lanjut:

Aldy (+628995089123 / jonedsetiaji@gmail.com)

Mala (+6281804119391 / nurmalasetya@gmail.com)

***

Sponsor: Minority Collective, I AM Art Space, Survive Garage, Kopi Keliling, Cobra Magazine,

Warning Magazine, Magic Ink.

Bagaimana Cara Memandang Sebuah Karya Seni?

$
0
0

Seringkali, sebuah karya seni yang dianggap magis oleh para pencinta seni tidak sama dengan apa yang diterima oleh orang awam. Ini adalah kewajaran. Pecinta seni memiliki pengetahuan dan bekal pengalaman yang banyak sehingga mereka bisa menilai suatu karya bisa disebut sebagai seni yang baik atau tidak. Tapi, untuk yang belum paham, pertanyaan serta keheranan seringkali muncul di kepala ketika melihat suatu karya yang dianggap aneh atau baru dilihat saat mengunjungi pameran.

Tentu hal tersebut tak bisa disalahkan, bukan? bagus atau tidak akan kembali kepada selera. Pesan dari suatu karya seni sampai atau tidak kadang tidak dipedulikan oleh orang awam. Seni dianggap sebagai sesuatu yang enak dipandang saja, tanpa memikirkan bahwa ada pesan atau jiwa yang coba dibawa dari pekarya.

Ketika kita mengunjungi sebuah pameran atas hasil rekomendasi. Itu akan menciptakan ekspektasi akan pameran yang akan kita datangi. rasa penasaran kita juga ingin tahu apakah betul-betul bagus pameran yang direkomendasikan itu. Di sisi lain, kita tidak ingin terlihat seperti orang awam. kita mencoba tidak terlihat bingung di tengah hamparan karya orang-orang.

Banyak tenaga, energi, usaha, dan biaya untuk mengikuti kelas seni. Belajar mengenai motif, dan gerakan dari masing-masing seniman. Juga mengenai teori-teori yang berlapis untuk sekadar memahami mengapa sebuah karya seni itu dibuat. Bagaimana seseorang membuatnya dan apa artinya dalam konteks sejarah seni.

Oleh karena itu, Nifty Comic dengan punggawa utamanya Grant Snider membuat pedoman bagaimana melihat sebuah karya seni di pameran dengan ilustrasi yang penuh warna sehingga menarik dilihat dan mudah dimengerti. Barangkali, kamu juga bisa ikuti apa yang disarankan oleh Grant Snider melalui ilustrasinya ini.

source: huffingtonpost.com

source: huffingtonpost.com

Menurut Grant, seni harus bisa dialami dan dirasakan. Hal ini akan menginspirasi orang lain ketika melihat sebuah karya, memancing emosi, dan mampu mengubah persepsi. Hal ini dimaksudkan agar seni bisa dicintai, disenangi, bingung, bahkan benci, tetapi tidak berarti mengabaikan karyanya.

Nah, ada banyak banget kan yang bisa diamati dari sebuah karya seni yang terpampang di sudut galeri? Pasti ada satu inspirasi yang bisa kamu dapatkan!

Karya-Karya Seniman Cat Air di Instagram yang Penuh Warna

$
0
0

Sudah bosan dengan banjirnya foto selfie tak berujung, food-porn yang terkadang tidak menggugah sama sekali, foto binatang kesayangan, atau pemandangan ala kartu pos di Instagram kita? Maka mungkin sudah saatnya mencoba untuk mem-follow beberapa akun Instagram yang tidak melulu berkutat di hal-hal tadi.

Sebagai medium visual, Instagram dimanfaatkan juga oleh banyak seniman untuk memamerkan karya-karyanya yang pastinya keren-keren. Mereka bukan hanya datang dari kalangan seniman profesional, namun juga amatiran atau sambilan.

Menemukan sosok kreatif ini memang gampang-gampang susah. Tapi langkah yang paling gampang adalah dengan mencoba untuk mencari berdasarkan tagar objek yang kita inginkan. Misalnya yang paling umum adalah #artistsoninstagram, yang kemudian semakin diperkecil dengan tagar yang lebih spesifik, seperti  #acryliconcanvas, #oilpainting, atau yang menjadi pembahasan kita kali ini, #watercolor

Berikut ini adalah beberapa seniman Instagram (kita sebut saja begitu) yang mengkhususkan diri pada watercolor atau cat air, yang sangat layak dan direkomendasikan untuk di-follow. Siapa saja mereka?

1. Connie Lim (@_connielim_)

Connie Lim adalah seorang ilustrator fashion asal Los Angeles, dan saat ini sedang membagi waktunya antara LA dan London. Ia sudah menjadi seorang ilustrator profesional selama kurang lebih 8 tahun, meski sebagian besar dilakukan secara freelance. Karyanya yang paling berkesan mungkin adalah Decked out: Fashion Playing Cards, dimana ia menggambar sebuah set ilustrasi  fashion yang digubah menjadi kartu remi.

Ia merupakan lulusan dua universitas, Art Center College of Design di Pasadena dan Central Saint Martins College of Design di London, sehingga jangan ditanya tentang pengetahuannya tentang seni dan ilustrasi. Meski mengaku tetap menggunakan Photoshop untuk touch-up,  tapi Lim lebih senang menggunakan tangan dalam berkarya. Cat air merupakan salah satu kesenangan Lim, sehingga ia sellau menggunakannya dalam berkarya.

Meski kerap dilekatkan dengan dunia fashion, tapi bagi Lim menggambar adalah dunia utamanya.

ConnieLim01

ConnieLim02

ConnieLim03

 

2. Tracey Lewis (@tracylewisart)

Dengan karya-karyanya yang secara umum tampil menggunakan cat air yang transparan dan tanpa campuran lain sebagai medium, Tracey Lewis bisa dikatakan sebagai seorang yang ahli dalam memanfaatkan cat air. Dengan lukisan yang penuh lapisan dan berwarna permen, karya-karyanya terlihat bercahaya. Meski begitu, lukisan-lukisan Lewis tetap terlihat realistis meski mengusungkan konsep fantasi dan pola yang abstrak. Lewis kerap kali bermain-main dengan justakposisi yang bersifat paradoksial, meningkatkan objeknya dari sesuatu yang biasa menjadi sesuatu yang sublim.

Ketrampilan Lewis didapat dari hasil berguru kepada para jenius cat air seperti Gary Pruner danJeannie Vodden, yang pengaruh mereka dapat diraba dalam karya-karya Lewis yang terasa segar dan mengalir.  Art Nouveau, film bisu, pasar tradisional, pakaian baheula, Paris, pola melingkar, polka dot, simbolisme, tulang binatang, bunga, penari perut, dongeng dan tato merupakan hal-hal yang mempengaruhi karya-karyanya. Selain menghasilkan karya-karya yang indah, Lewis juga bekerja sebagai instruktur seni.

TraceyLewis03

TraceyLewis01 TraceyLewis02

 

3. Lisa Congdon (@lisacongdon)

Meski akun Instagram Lisa Congdon terkadang juga menghadirkan foto-foto profil dirinya (ok, selfie) atau aktifitas harian lainnya, tapi kita bisa menyimak berbagai karyanya yang gemilang. Congdon yang menetap di Portland, Oregon ini dikenal berkat lukisan abstrak penuh warnanya, desain pola dan juga kaligrafi. Berbagai nama besar pernah menjadi kliennya, seperti MoMA, Harvard University, Martha Stewart Living, Chronicle Books, The Land of Nod, Simon & Schuster, and Cloud9 Fabrics, dan banyak lagi.

Ia juga pernah memamerkan karya-karyanya di berbagai pelosok Amerika, seperti di Contemporary Jewish Museum dan Bedford Gallery.  Saat ini beberapa lukisan abstraknya bisa dilihat di Uprise Gallery, New York. Selain melukis, Congdon juga gemar menulis. Selain memiliki blog tentang kesehariannya di Today is Going to be Awesome, Congdon juga telah menulis 5 buah buku, seperti Art Inc: The Essential Guide to Building Your Career as an Artist, Whatever You Are, Be a Good One, Twenty Ways to Draw a Tulip dan  A Collection a Day. Buku terbarunya, Fortune Favors the Brave akan dirilis tahun ini.  Kabar terakhir, ia masukd alam daftar 40 Women Over 40 to Watch in 2015.

LisaCongdon03

LisaCongdon01

LisaCongdon02

 

4. Agnes Cecile (@agnes_cecile)

Bernama asli Silvia Pelissero, seniman kelahiran 1991 asal Roma, Italia, ini ingin dikenal sebagai Agnes Cecile. Ia menimba ilmu seni secara formal di sebuah sekolah menengah kejuruan di Roma, namun kemudian mengembangkan keahliannya secara otodidak. Karya-karyanya biasanya menampilkan warna-warna yang lembut, meski terkadang juga tak jarang menampilkan balutan warna-warna gelap. Objek Agnes Cecile biasanya ditampilkan secara realitis dan abstrak sekaligus. Ia menggabungkan dua pendekatan ini dengan sangat baik dengan menggunakan teknik yang cermat pula. Dan meski cat air adalah medium utamanya, namun Agnes Cecile juga menggunakan cat minyak dan akrilik.

AgnesCecile03

AgnesCecile01

AgnesCecile02

5.  Tamra Chatikanon (@tamra.cha)

Saat seniman asal Bangkok, Thailand, Tamra Chatikanon mulai menggunakan cat air sebagai mediumnya, ia dengan cepat sangat terpengaruh olehnya. Baginya cat air itu sulit sekaligus menantang untuk dikuasai, karena cat air menggunakan air untuk meleburkan warna dan air sifatnya susah untuk dikontrol. Dengan segala “tantangan” ini, Tamra bertekad untuk menguasai cat air dengan paripurna.

Saat ini Tamra juga mengajar teknik cat air dan yakin cara terbaik untuk menguasainya adalah dengan mempelajari dasar-dasar  melukis dengan menggunakan cat air serta berlatih sesering mungkin. Apalagi iklim Thailand dengan panas yang cukup ekstensif dan membuat catnya akan cepat mengering, sehingga harus benar-benar menguasi teknik ini dengan baik dan melukis dengan cermat dan cekatan pula.

TamraCha03

TamraCha01

TamraCha02

 

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Viewing all 922 articles
Browse latest View live