Quantcast
Channel: Kopi Keliling
Viewing all 922 articles
Browse latest View live

A Woman’s Room Online: Potret Nyata Bullying di Media Sosial

$
0
0

A Woman’s Room Online: Misogyny, and the Idea That the Internet Isn’t Real

Bagi warga metropolitan rasanya mustahil mereka terlepas dari internet. Media tempat bermukim manusia milenium abad ini. Internet bagaikan toserba. Ia menyediakan hal-hal dari yang kita cari hingga belum kita ketahui. Segala kegiatan hampir memanfaatkan internet untuk melakukan publikasi, berkolaborasi, melakukan menelitian, atau promosi. Kita dapat bertegur sapa dengan siapa saja berkat internet. Tapi, sadar maupun tidak internet di sisi lain adalah ancaman. kehadiran teknologi modern selain memberi manfaat juga menimbulkan mudharat.

Internet menjadi media pemersatu bagi manusia di belahan bumi selatan hingga utara. Seolah ia menjadi ladang kebebasan berpikir dan bertindak, yang sayangnya terkadang hal ini tidak terkontrol. Internet pada akhirnya juga melahirkan generasi pemarah. Generasi yang pintar dalam bernalar namun miskin empati. Tanpa tatap muka, generasi inilah juaranya dengan menggunakan media tanpa kontrol. Makanya, di internet seringkali terjadi bullying dan labelling pada seseorang dengan keunikan tertentu.

A-Womans-Room-Online-20

A-Womans-Room-Online-21 (1)

A-Womans-Room-Online-26

A-Womans-Room-Online-19

Bisa kamu bayangkan bullying yang terjadi di internet terjadi pula di dunia nyata. Ketika kamu melakukan sesuatu, tiba-tiba ada orang yang berteriak ke arahmu lalu berkata kasar dan merendahkanmu. Seringkali ini terjadi pada perempuan, candaan-candaan yang mengarah sexism dan gender.

Dari apa yang terjadi di Internet, Amy Davis Roth, seorang pengusaha perhiasan, membuat sebuah instalasi seni yang unik di sebuah ruang dengan empat sisi memuat print screen bullying atau hinaan-hinaan yang terjadi di media sosial. ia yang seorang feminism sejati merasa ancaman dan perlakuan terhadap perempuan di media sosial sudah sangat meresahkan.

Ruangan ini dibuat agar kamu bisa merasakan ketika bangun dari tidur dan duduk di ruangan ini membayangkan serangkaian kalimat caci maki yang kamu baca, pesan kebencian, pesan kejelekan, dan memojokkan. Potret bullying ini ia dapat dari media sosial. bisa kamu bayangkan jika keberanian si pelaku sudah di luar dunia maya. Saat kamu menaiki bis atau kereta, pergi ke kafe atau restauran, kamu akan mendapat perlakuan buruk dari sekitar. Tak perlu kamu bayangkan dalam-dalam, karena kita semua tidak ingin terjadinya hal tersebut ke dunia nyata maupun maya. Hanya saja di sisi lain kita harus tahu bahwa ternyata ada orang kurang berpendidikan di luar sana yang berperilaku tanpa menggunakan akal dan nalar.

A-Womans-Room-Online-01

A-Womans-Room-Online-11

A-Womans-Room-Online-05

A-Womans-Room-Online-06

Untuk menjadi peguna internet yang bijak bisa kita mulai dengan berperilaku sopan santun kepada siapapun di dunia nyata. Tak bisa dipungkiri, kamu akan menuliskan apa yang terjadi di dunia nyata ke dalam dunia maya. Jadi jelas ada keterkaitan antara dunia nyata dan dunia maya. Kalau kamu sudah melihat diri kamu sebagai orang berperilaku santun, segera kampanyekan isu-isu ini. Kopling meyakini kalau di luar sana banyak orang yang tidak tahu dan tidak peduli. Nah, tugas kamu yang mengerti adalah mengingatkan mereka bahwasanya dunia maya bukan berarti menggunakan kebebasan secara serampangan tapi tetap memahami nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.


Cara Unik dalam Mencetak Pola di Objek 3-D

$
0
0

Dengan semakin berkembangnya teknologi, banyak hal-hal yang dulu hanya menjadi fantasi pikiran belaka atau hanya bisa disaksikan dalam film fiksi ilmiah misalnya, kini mulai bisa terealisasi.

Ngomong-ngomong soal film, dulu waktu kecil saat kita menonton film kartun atau animasi di televisi, pasti pernah melihat adegan di mana satu karakter tertuang cat dan tiba-tiba ia memiliki pola kulit yang berbeda.

Kini hal tersebut nyaris sudah bisa dilakukan! Hal ini disebabkan karena telah ditemukannya teknologi yang dinamakan dengan teknik cetak hidrografik, yang mampu menerapkan lapisan film berpola ke suatu objek dengan cara menyelupkannya dalam kolam air.

Yang menjadi masalah adalah hasilnya tidak benar-benar bisa persis. Bagaimana sepotong plastik diulur di objek tersebut saat dicelupkan menghasilkan hasil yang tidak konsisten. Setidaknya sampai saat ini, karena para peneliti terus mengembangkan teknik hidrografik ini dan mereka telah menemukan cara bagaimana hasil penerapan pola pada objek bisa akurat, hanya dengan mencelupkannya ke dalam kolam air tadi.

Sumber gambar: fastcodesign.com

Sebuah tim yang terdiri atas peneliti dari Zheijiang University di Hangzhou dan Columbia University di New York telah menemukan solusi dengan apa yang mereka sebut sebagai pencetakan hidrografik komputasional.

Pada intinya yang mereka lakukan adalah melakukan scanning secara 3-D untuk objek apapun yang ingin diberi aplikasi pola. Algoritma kemudian akan menerapkan pola apapun yang ingin dicat di objek tersebut, dan mencetaknya di lapisan film transparan dalam cara tertentu. Kemudian saat direndam di air oleh tangan robot, polanya akan diterapkan ke objeknya dengan sempurna.

Menurut para peniliti ini, teknik ini dapat digunakan dengan mudah di objek yang dicetak secara 3-D, atau bahkan objek-objek yang lebih konvensional: mug misalnya. Dan dengan menyelupkan objek berkali-kali ke dalam rendaman air, kita bisa mengaplikasikan pola cat tiga dimensi kepadanya, sehingga objek tersenut akan terlihat seperti dicat dengan menggunakan tangan.

Hmm. Tampaknya akan sangat bermanfaat bagi yang gemar sesuatu yang instan atau tidak sabaran.

Untuk lebih jelasnya mungkin bisa dilihat di video di bawah ini:

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Keramik Berbentuk Ilustrasi? Ilustrasi Berbentuk Keramik?

$
0
0

Ada yang unik dari ukiran keramik yang dilakukan oleh Katharine Morling. Dari gambar, Kopling sulit percaya kalau itu adalah keramik. Karya tersebut dari kejauhan nampak seperti kertas yang dibentuk menyerupai benda-benda tertentu.

Katharine Morling memang seorang ceramicist. Memahat telah menjadi kegiatan sehari-harinya. Sering ia buat pahatan dari tanah liat untuk membuat bentuk yang ciamik dengan model 3D. ya, seperti apa yang ada di gambar. Awalnya, ia mendesain bentuk ukirannya di kertas menggunakan underglaze pen, mengubahnya menjadi bentuk tiga dimensi, dan melakukan penggambaran yang diinginkan.

tumblr_nqwg0lmZqV1r0i205o6_1280

Kamu bisa melihat karya ukiran Katharine berupa tali ukur, mesin jahit, dan kotak korek api. Kalau kita lihat, hasilnya seolah menggunakan filter cartoonish seperti yang terdapat pada filter photo editing, hasilnya berkarakter dan surreal.

Morling mengaku karyanya ini adalah hasil narasi, intuisi, dan perwujudan emosi yang ia rasakan sebelumnya. Wah, Morling sangat filosofis sekali, ya?

“Setiap bagian yang terbentuk telah diberi lapisan emosi dan tertanam cerita. Oleh karena itu ketika kamu melihatnya, kamu akan memiliki interpretasi sendiri,” katanya pada satu wawancara.

tumblr_nqwg0lmZqV1r0i205o2_1280

tumblr_nqwg0lmZqV1r0i205o5_1280

tumblr_nqwg0lmZqV1r0i205o7_1280

tumblr_nqwg0lmZqV1r0i205o9_1280

 

 

Sebelumnya dalam wawancara pada majalah ELLE Decoration, Morling menjelaskan cara membuat karyanya. Ia mulai dengan satu menit sketsa, lalu membentuknya ke dalam tanah liat. Ia juga menggunakan bantuin semacam pulpen untuk menggambar di atas karyanya agar lebih menyerupai bentuk yang ditirukan dan membuatnya model 3D. melalui karyanya, ia percaya bahwa bisa berkomunikasi dengan media yang ia pakai. Karena pencariannya selama ini tidak pernah selesai, setiap karyanya adalah perjalanan untuk menjawab pencarian-pencarian dan pertanyaan-pertanyaannya selama ini.

KATHARINE-MORLING_0017-72dpi_1

tumblr_nqwg0lmZqV1r0i205o4_1280

sumber foto: beautifuldecay.com

Nampak sulit, ya? Atau kamu masih tidak percaya kalau ini keramik?

Silakan simak video ini:

Cangkir Alternatif Untuk Meminum Kopi

$
0
0

Jika kita berada di rumah dan ingin meminum secangkir kopi yang lezat kita tinggal mengambil salah satu koleksi gelas kita dan kemudian mencucinya hingga bersih untuk pemakaian selanjutnya. Namun bagaimana jika kita justru banyak menghabiska gelas atau cangkir sekali pakai untuk setiap kali kita meminum kopi?

Saat 9 miliar K-Cups terjual tahun lalu, maka mereka jika dijajarkan bisa mengelilingi Bumi sebanyak 10.5 kali. Demikianlah gambaran sederhana untuk menggambarkannya. Fakta ini kemudian menginspirasi sebuah video apokaliptik yang menggambarkan bagaimana sebuah pod kopi melenyapkan sebuah kota, sebuah metafora untuk masalah lingkungan yang diciptakan oleh produk ini. Karena pod plastik tidak bisa didaur ulang atau diuraikan, maka ia menjadi masalah dari tempat pembuangan sampah sekali pakai.

Sebagai upaya penanggulangan, setidaknya sampai menemukan cara yang lebih efektif, beberapa upaya alternatif dalam pengadaan cangkir kopi sekali pakai ini mungkin bisa menjadi pilihan.

Kapsul Kopi Yang Bisa Dimakan

Perancang asal Singapura, Eason Chow, terinspirasi dari masalah di atas dengan mendesain ulang sebuah kapsul kopi yang bisa dimakan yang akan larut saat dimasukkan kedalam secangkir kopi, sehingga tidak ada limbah atau sisa sampah yang tersisa. Sebuah lapisan keras gula yang bertugas sebagai penahan dan akan mencair saat dipanaskan.

Chow membayangkan pod ini dalam berbagai rasa dan bentuk. Misalnya saja sebuah kopi Jepang yang mirip dengan gunung Fuji. Kreasinya ini terinspirasi saat ia membeli permen saat anak-anak dan ingin memasukkan unsur permen tersebut saat membuat kopi.

Setiap kapsul kopi memiliki rasa yang berbeda-beda. Dan kapsul ini bekerja dengan coffee maker yang didesain khusus yang bisa mengalirkan air panas dan kemudian akan membuat pod-nya secara perlahan akan menghilang.

Sebenarnya bukan hanya K-Cup alternatif yang bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk lingkungan, karena sudah ada juga cangkir biogradable atau yang bisa diguna ulang. Tetap saja yang terbaik adalah untuk memastikan sampahnya benar-benar sirna tak berbekas.

Ampas Kopi Yang Disulap Menjadi Cangkir

 

Ada sekitar 500 miliar cangkir kopi yang diminum secara global setiap tahunnya. Pikirkan berapa banyak ampas kopi yang tersisa dan berapa banyak dari ampas tersebut yang berakhir di tempat pembuangan limbah.

Perancang asal Jerman, Julian Lechner telah menemukan sebuah strategi baru dalam mengupayakan agar ampas kopi tidak perlu masuk ke tong sampah. Selama lima tahun terakhir ia telah menyempurnakan sebuah formula yang mengubah ampas kopi menjadi material keras yang dapat dibentuk menjadi cangkir, yang tentunya kemudian bisa digunakan untuk meminum kopi.

Lechner menyebut cangkir dan piring espressonya dengan Kaffeform. Cangkirnya terbuat dari ampas yang dikumpulkan Lechner dari berbagai cafe di Berlin. Dia mencampur ampas tersebut dengan lem alami dan partikel kayu sustainable untuk menciptakan cairaan yang bisa dicetak menjadi cangkir tadi. Dan cangkirnya bisa digunakan selayaknya cangkir yang biasa dan bisa dicuci seperti biasa. Kelebihannya adalah ia masih memiliki aroma kopi yang menggoda.

Sumber gambar: fastcoexist.com

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Menikmati Lukisan Dengan Memanfaatkan Sensor Tubuh

$
0
0

Biasanya ada beberapa peraturan khusus yang harus dipatuhi jika kita mengunjungi sebuah museum. Jangan menyentuh, dilarang berbicara, tataplah dengan penuh perasaan, dan sebagainya. Tapi bukan yang begini yang diinginkan oleh galeri seni terkemuka, Tate, saat kita menyimak pameran mereka, setidaknya dalam program bernama Sensorium, sebuah pameran interaktif yang dikerjakan secara kolaboratif bersama dengan agensi kreatif asal London, Flying Object.

Di Sensorium, kita justru perlu untuk memakai pengecap, sentuhan, penglihatan dan suara untuk dapat menjadi bagian dari sebuah pengalaman yang mendalam dalam menikmati karya seni.

Pada umumnya barang seni yang dipamerkan diletakkan dalam ruangan dimana indra perasa kita ditekan dan tentunya mempengaruhi persepsi kita terhadap karya seni tersebut. Namun, menurut Tom Pursey, salah satu pendiri Flying Object, mereka malah  ingin orang mengalami perasaan mereka sendiri, dan memikirkan apa yang sang seniman alami, dan kemudian menembus batasan normal dalam menikmati seni.

Sumber gambar: fastcodesign.com

Proyek Flying Object ini, Sensorium, memenangkan IK Prize, sebuah anugerah untuk proyek eksperimental yang menggunakan teknologi untuk mendorong munculnya cara baru dalam menemukan barisan koleksi milik Tate. Mereka bekerja dengan kurator Tate untuk memilih 4 lukisan abstrak dan menggugah dan menyusun sebuah pengalaman berdasarkannya.

Prinsipnya mirip saat kita melihat makanan. Tidak hanya melihat makanan tersebut secara fisik, tapi kita juga kemudian membayangkan betapa nikmatnya makanan tersebut atau aromanya. Jadi prinsip yang sama coba diterapkan saat menikmati karya visual. Tantangannya adalah bisakah kita mengubah pandangan akan karya seni tersebut melalui rasa?

full stop

Sumber gambar: theguardian.com

Sebagai contoh adalah lukisan berjudul Full Stop (1961) karya John Latham. Dengan tinggi sepanjang 10 kaki, di tengahnya terdapat lingkaran hitam yang dikerjakan sang seniman dengan secara berulang menyemprotkan cat akrilik. Flying Object kemudian menyandingkan lukisan tersebut dengan mesin Ultrahaptik, sebuah alat yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan sensasi peraba. Dalam kasus ini adalah tetesan air hujan di tangan kita. Disinkronisasi dengan headphone yang memainkan suara hujan, sehingga kita memiliki sekaligus tiga perasaan yang mengirim informasi ke otak. Kita akan membentuk reaksi berdasarkan atas perpaduan antara aural, haptik dan input visual.

sensorium

Sumber gambar: fastcodesign.com

Contoh berikutnya adalah lukisan abstrak berjudul Figure in a Landscape (1945) karya Francis Bacon. Sebagai karya yang datang dari masa perang, lukisan ini memang terlihat agak suram dan kurang menyenangkan. Tapi ahli cokelat, Paul Young, bahkan mengkreasikan sebuah permen spesial yang meniru perasaan dari lukisannya. Rasanya seperti mengecap tanah. Terasa seperti pahit dan berasap. Jadi rasa bermain penting dalam menikmati lukisannya. Oleh karenanya, mitra dalam menikmati lukisan ini hadir dalam objek yang bisa dimakan. Tidak hanya rasa cokelat, tapi ada juga audio yang menyertai, berupa rekaman suara binaural yang didapat Nick Ryan, seorang ahli audio, di Hyde Park. Saat dimainkan otak akan memposisikan suara ini dalam ruang 3-D, membuat kita seolah-olah berada di Hyde Park, dan mengalami akustik seperti yang ingin digambarkan Bacon dalam lukisannya.

Sumber gambar: london.lecool.com

Pengunjung akan memakai gelang tangan khusus saat memasuki Sensorium. Diproduksi oleh Empatica, gelang ini akan mengukur aktivitas elektrodermal tubuh untuk mengkuantifikasi respon emosi terhadap karya seninya, dan terutama untuk mengukur bagaimana instalasi ini membuat kita berkeringat. Di akhir, pengunjung akan mendapatkan rekomendasi tentang karya lain di Tate yang mirip dengan lukisan yang mendapatkan reaksi paling kuat dari mereka.

Tujuan dari pameran instalasi seni adalah untuk mengingatkan orang-orang jika karya seni tidak hanya bersifat intelektual, namun juga kenikmatan estetis. Yang paling penting adalah juga untuk mengingatkan orang bahwa respon diri mereka sendiri adalah penting.

Sensorium  berlangsung dari 26 Agustus hingga 20 September 2015 dan bisa dikunjungi gratis.

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

 

Resep Minuman dan Dessert Lezat Berbasis Espresso!

$
0
0

resep espresso fusion

Saat musim kemarau gini kalau siang sinar matahari terkadang sangat nggak manusiawi. Panasnya sampai ke ubun-ubun. Mungkin kita cuma ngerasa adem di bawah pohon rindang atau di ruangan ber-AC saja. Di samping itu, untuk mendinginkan suasana rasanya minuman yang dingin enak banget untuk dinikmati.

Kali ini Kopling akan bahas resep espresso yang bisa dikolaborasikan dengan minuman lain. Kurang lebih bakal ada tiga resep yang Kopling jabarin di sini, diantaranya, Espresso Ice Cream, Yogurt Espresso, Espresso Smoothie. Dari namanya aja udah bikin ngiler, kan? Yuk, kita bahas satu-satu!

Espresso Ice Cream

img_5330

Source: scrumptiousandsumptuous.wordpress.com

Sebelum memulai, kamu perlu menyiapkan dan perhatikan bahan-bahan di bawah ini:

  1. Espresso untuk ukuran 5 shots
  2. 1 buah Vanilla yang sudah dibuang bijinya
  3. Susu yang tidak terlalu kental
  4. 1 ¼ cup choco-chips atau cokelat serut secukupnya

Untuk membuat satu gelas Espresso Ice Cream langkah pertama yang harus dilakukan adalah merendam vanilla yang telah dibuang bijinya ke dalam susu selama 30 menit. Susu vanilla ini akan menambahkan aroma dan tekstur lembut dalam ice cream espresso kamu. Kemudian satu cup espresso (5 shots) dicampurkan dengan susu dan telur yang dimasak di atas api sedang. Sebelum memasukkan campuran espresso dan susu ke dalam ice cream maker, tambahkan 1 ¼ cup choco-chip atau jika kamu tidak ingin es krim yang terlalu manis bisa mengganti choco-chip dengan dark chocolate yang telah diserut sesuai selera kamu. Setelah itu, masukkan semua bahan yang telah tercampur ke dalam ice cream maker.

Espresso Lovers will totally groove on this ice cream!

Yogurt Espresso

  • 1 shot  Espresso
  • 1 sdm dan 1 sdt yogurt rasa vanilla (setara 20 ml)
  • 1 sdm susu skim (setara 15 ml)
  • ¼ sdt bubuk kokoa (setara 1 gr)

tahapan:

  1. Siapkan espresso di dalam cangkir kecil
  2. Tuangkan yogurt di dasar gelas saji
  3. Kemudian tuangkan espresso ke dalam gelas saji sehingga membentuk lapisan terpisah
  4. Campurkan susu skim dan bubuk kokoa dalam wadah kecil menggunakan small hand mixer
  5. Terakhir tuangkan campuran susu skim dan bubuk kokoa ke dalam gelas saji. Voila! Lapisan ketiga ada di dalam gelas saji.

SRupaya mudah, silakan dilihat video pembuatan yogurt espresso di bawah ini:

Espresso Smoothies

source: www.soy.com.au

source: soy.com.au

Bahan-bahan yang diperlukan:

  • 1 buah pisang yang sudah dibekukan
  • 1 cup plain yogurt yang sudah didinginkan
  • 1 shot espresso yang sudah didinginkan
  • 2 sdm sirup cokelat
  • ¼ cup es batu

Cara membuat:

Potong pisang menjadi beberapa bagian, lalu masukkan ke dalam ziptop bag, diamkan di dalam freezer kurang lebih selama dua jam. Setelah pisang beku, masukkan semua bahan ke dalam blender. dan sajikan! Gampang banget ya?

 

Karena ketiga resep ini membutuhkan waktu lama saat membuatnya, pastikan kamu sedang tidak ada kegiatan. Soalnya kalau dikerjakan secara terburu-buru, hasilnya tidak akan maksimal.

Selamat mencoba!

 

Kembalinya Kejayaan Ilustrasi Tangan Di Era #foodporn

$
0
0

Dengan Instagram menjadi media sosial khusus fotografi yang memiliki pengaruh yang cukup besar, maka muncullah kebiasaan orang untuk mem-posting foto makanan yang akan mereka konsumsi. Mungkin inilah yang menyebabkan muncul tagar #foodporn yang menggambarkan makanan dengan begitu memikat, dan mengekspos secara artistik setiap sudutnya dengan tujuan untuk menggugah selera yang melihatnya.

Tapi Lucky Peach, sebuah jurnal tentang makanan dan gaya hidup mengindahkan gaya fotografi dalam mengglorifikasi makanan dalam bentuk makanan. Mereka memilih gerakan ke dasar dan memutuskan untuk bersandar pada cat air untuk menggambarkan dalam bentuk ilustrasi yang dikerjakan dengan tangan. Tidak butuh waktu lama, “gerakan” ini pun diikuti oleh media sejenis, seperti Eater, Epicurious, dan Tasting Table, serta banyak lagi.

Jika tujuan ilustrasi makanan bukan untuk membuat yang melihat “meneteskan air liur”, lantas apa tujuannya? Ini adalah beberapa alasannya:

1. Batasan Bujet Dan Pedagogi Makanan

peternell

Dari sudut pandang kepraktisan, pemilihan ilustrasi cenderung terlihat sederhana. Dengan ilustrasi maka akan ada fleksibilitas dalam publikasi tanpa harus menyiapkan sesi foto yang memerlukan persiapan yang rumit dan bujet yang mahal pastinya.

Sebenarnya ada cara alternatif dalam menyediakan sumber gambar makanan, seperti foto yang dihasilkan dari kamera ponsel beresolusi baik, menyewa fotografer lepas waktu atau menggambar makanannya. Yang pertama tentunya berisiko tinggi, yang kedua juga masih membutuhkan biaya yang tak sedikit dan yang ketiga jelas lebih bisa diawasi pengerjaanya.

shortstack

Tapi masalah logistik bukan alasan utama. Penggunaan ilustrasi juga bisa mengedukasi yang melihat dalam cara dimana fotografi tidak bisa lakukan. Ilustrasi membuat makanan menjadi lebih mudah untuk “dipelajari” dan tidak terlihat berlebihan dalam menggambarkan makanan serta juga instruktif. Ilustrasi juga langsung mengarah pada sasaran dan tidak begitu mengalihkan perhatian dibandingkan detil yang diperlihatkan oleh fotografi.

Ilustrasi juga mengembalikan ingatan akan masa dimana bentuk seni dilihat sebagai tanda dari kreatifitas dan konter-kultur. Yang paling penting ilustrasi memberikan kebebasan dalam menginsterprestasi objek yang akan ditangkapnya. Ia bukan melulu tentang menyalin makanan dalam bentuk gambar, tapi juga menjadi sebuah karya seni yang bisa dimiliki.

2. Perubahan Estetika Dalam Mendefenisi Ulang Minat

Sausage

Formula dalam fotografi makanan adalah melakukannya dengan penuh gaya dan terkadang mengandalkan hiper-realisme. Tapi dengan adanya ilustrasi, estetika seni ini merupakan bukti jika fotografi bukan satu-satunya cara dalam meraih minat orang untuk melihat dan menjaga minat tersebut.

Adalah sangat sulit untuk menggambar makanan agar terlihat sangat lezat. Namun, pada akhirnya ia berubah menjadi sesuatu yang lain. Kita tidak mendandani makanan agar ia terlihat seperti sesuatu yang ingin kita pesan di restoran. Ia justru menjadi sebuah bentuk yang ingin menghibur sekaligus menantang daya pikir yang melihat.

dimsumillos

Foto memang efektif dalam membangkitkan gairah untuk mereplikasi sebuah pengalaman. Hanya saja dengan menggambar, ada sesuatu yang personal di dalamnya, terutama tentang pemilihan sang seniman untuk garis dan warna untuk ilustrasinya.

Forografi versus ilustrasi ini menemukan fokusnya dalam sebuah studi kasus. Lucky Peach pernah menerbitkan sebuah panduan ilustratif tentang dim sum di Pecinan yang menggantikan ilustrasi yang dengan foto. Dan saat diperbandingkan, jelaslah terlihat agenda masing-masing memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Melihat ilustrasi dim sum adalah seperti tengah memecahkan kode tentang maknanya, sehingga perlu waktu lama menatapnya untuk mencerna maksud gambar. Sedang fotografi jelas secara harafiah ingin kita tergugah oleh dim sum-nya.  Masing-masing memiliki kekuatan tersendiri, tapi dengan ilustrasi pembaca “dipaksa” untuk berpikir sejenak ketimbang sekedar melihat secara instan saja.

3. Gerakan Yang Disokong Oleh Para Chef

sushi

Kebangkitan kembali ilustrasi dalam makanan berjalan sejajar dengan prestisenya yang baru muncul di dunia fine art. Ilustrasi dulunya merupakan “dirty word”, dan dianggap sebagai kebuntuan ide dan hanya untuk ornamentasi. Dan bahkan reputasinya mulai kehilangan daya tarik.

Dua puluh tahun lalu semua yang berbau digital dianggap mengagumkan. Orang-orang terpesona dengan vektor yang ditampilkannya. Tapi sekarang orang-orang kembali terpana dengan gambar-gambar yang dikerjakan dengan pensil. Mereka menganggap ilustrasi adalah yang naif dan spontan.

saturday

Saat ini orang cenderung berpikir kamera menangkap apa yang kita lihat, tapi sebenarnya tidak selalu. Seorang ilustrator dapat mewakili mewakili hal yang kamera tidak bisa tangkap dan yang melihatnya menyadari akan hal ini.

Beberapa fotografer mengakui kebangkitan ilustrasi, namun mereka menganggap, ilustrasi tidak selalu melakukan tugas yang lebih baik dalam penggambaran visual. Foto memberikan rasa yang lebih mendalam tentang objek makanan, yang tentunya penting dalam menyampaikan cerita tertentu.

Meski begitu, saat ini semakin banyak outlet yang memadukan ilustrasi dalam program mereka. Dan Dengan 64 juta tagar #foodporn dan #VSCOcam memenuhi feed, Instagram, bisa jadi sebagai indikasi untuk kembali ke dasar dengan menggunakan alas dan pensil.

Kalau kamu sendiri, lebih memilih fotografi atau ilustrasi?

Sumber gambar: firstwefeast.com

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Tips Melukis Lanskap dengan Teknik Impasto

$
0
0

Suka melukis pemandangan? Berarti kamu harus mencoba melukis lanskap dengan teknik impasto! Sebelum memulai, kamu tahu tidak impasto itu apa? Impasto adalah teknik lukisan di mana cat dilapiskan dengan sangat tebal di atas kanvas sehingga arah goresan sangat mudah terlihat. Cat yang digunakan bisa pula tercampur di atas kanvas. Saat kering, teknik impasto akan menghasilkan tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa. Singkatnya, teknik impasto ini akan membuat gambar lebih hidup.

Lalu, bagaimana agar kita bisa terlatih dalam menggunakan teknik impasto ini? Pastinya rutinitas menggambar dan sering bertanya kepada ahlinya. Tapi, sesuai yang Kopling sebutkan di atas, kita akan kasih tips mengenai teknik impasto ini dari ahlinya teknik ini, Mark Preston. Yuk, simak.

Observasi warna-warni kehidupan

Para ahli sering membawa berbagai macam palet di lukisan dan mereka percaya kunci untuk menyeimbangkan antara gambar dan objek adalah pengamatan dekat lokasi. Pastinya, ini adalah langkah wajib yang harus kamu lakukan, mendatangi objek yang akan kamu gambar. Kamu harus melakukan observasi yang mendalam dan mengamati tiap detil yang ada. Guna palet di sini ialah kamu bisa langsung membayangkan warna apa yang cocok atau mendekati dengan objek yang akan kamu gambar.

Pilih hari dan cuaca yang pas

Kamu tidak perlu memaksakan menggambar di dekat lokasi saat cuaca buruk. Hal ini bisa kamu kondisikan dengan memotret objek tersebut. Kondisi cuaca ekstrim dapat menyebabkan masalah pada lokasi, hujan dapat mengurangi kualitas cat dan panas yang berlebihan dapat membuat cat anda mengering sebelum waktunya.

Pertimbangkan memakai akrilik

Meskipun impasto adalah teknik tradisional yang sering dikaitkan dengan cat minyak, beberapa pelukis lebih suka melukis dengan akrilik karena memungkinkan dia untuk membangun sebuah lukisan dengan cepat di lokasi. Dengan akrilik kamu dapat tetap bekerja di atas lapisan yang telah kering, sedangkan dengan minyak, lapisan di bawahnya mungkin masih basah.

Tapi, hati-hati terhadap pergeseran warna

Satu hal yang bisa mengganggu melukis dengan akrilik adalah pergeseran warna. Untuk menggunakan akrilik dengan baik, kamu harus kolaborasikan dengan bahan lain. Karena kalau hanya akrilik saja, warna bisa tiba-tiba berubah dalam beberapa waktu. para pelukis biasa mencampurnya dengan minyak supaya pergeseran warna tidak terlalu terlihat.

Pilih warna dengan baik

Daripada berpegang teguh pada satu merek, pelukis-pelukis merekomendasikan untuk menyediakan warna yang beragam. Palet yang terdiri dari warna dari beberapa rentang yang berbeda: Ada warna-warna tertentu dari Golden Heavy Body Acrylics, seperti Cobalt Blue atau Cerulean Blue.

Gunakan berbagai media

Untuk menjaga hal-hal yang menarik, para pelukis sering bekerja dengan cara yang bermacam-macam: Ini pelajaran atau kondisi tertentu yang menentukan apakah kamu bekerja di atas kertas atau kanvas. Kanvas dapat menahan aplikasi tebal dari akrilik tapi kurang penyerap, sehingga cat dapat membasuh di cuaca basah. Sementara itu, Arches tebal pada cat air kertas memungkinkan untuk menerapkan impasto agak lebih tebal.

Coba latar belakang berwarna off-white

Kadang-kadang ketika sedang bekerja pada sebuah permukaan putih yang mencolok, sulit untuk menilai warna dengan baik sehingga bagi beberapa pelukis akan menempatkan akrilik, mungkin hanya campuran encer Yellow Ochre, Alizarin Crimson dan mungkin beberapa Cobalt Blue. Hal ini dimaksudkan agar latar yang kamu gunakan tidak selalu putih.

Gunakan pisau palet

Agar warna-warna yang kamu pakai tidak tercampur satu sama lain, gunakan pisau palet. Dengan pisau palet, kamu bisa menaruh satu warna di atas warna lain tanpa perlu takut tercampur.

maxresdefault

Hindari garis lurus

Salah satu tips melukis landscape dari Mark ia ambil dari ayahnya, yaitu menghindari garis lurus. Katanya, “jika kamu telah menggambar satu garis lurus, artinya kamu butuh istirahat. Karena alam tidak pernah memunculkan sesuatu yang benar-benar tegak lurus.”

Perhatikan palet lukismu

Acrylic terus mengering, terutama dalam cuaca panas, jadi pastikan kamu perhatikan kondisi palet kamu agar tidak kering dan tidak terlalu basah

Belajar dari para ahli

Iya, memang teknik ini agak sulit. Impasto butuh latihan berkali-kali agar menghasilkan sesuatu yang maksimal. Untuk itu, belajarlah dari para ahlinya. Mark sendiri belajar banyak penggunaan warna dari Joan Eardley, Fred Cuming, dan Cornish. Sebab, latihanlah yang akan membuat seseorang itu terbiasa.

Selamat mencoba!


Mural Outdoor Terbesar Di Dunia Kreasi Ella & Pitr

$
0
0

Kamu masih ingat dengan pasangan seniman asal Perancis, Ella & Pitr, yang sering membuat mural-mural lucu dan menyenangkan? Baru-baru ini, mereka “berulah” lagi dengan menciptakan rekor melukis sebuah mural! Tapi, mural ini bukan mural biasa. Kecuali kita bisa terbang, barulah kita bisa menyaksikannya dengan leluasa. Mengapa begitu? Karena mural ini berlokasi outdoor dan merupakan mural terbesar di dunia.

Pada akhirnya memang akan susah mengapresiasi sebagian besar cakupan karya mereka ini, kecuali kita berada di atas atap, atau tengah berada di pesawat yang melintasi mural tersebut.

Ella dan Pitr bertemu saat mereka tengah melukis di jalanan Prancis. Di sinilah proyek kerja kolektif mereka lahir. Karya pertama mereka adalah gambar di atas kertas dengan menggunakan tinta Cina, yang kemudian diplester di dinding, yang berjudul “les Papiers Peintres” atau “The Paper Painter“.

Duo ini menggambarkan karakter mereka sebagai “keluarga yang aneh”: seperti nenek yang berjemur, bocah laki-laki bersayap yang tengah tidur, atau anak-anak bermimpi di tempat tidur mereka, merupakan sebagian dari karya duo ini.

Mural terakhir mereka bukan hanya yang terbesar, namun juga merupakan mural outdoor terbesar di dunia hingga saat ini dengan ukuran seluas 226.040 kaki persegi. Berjudul “Lilith and Olaf“, mural ini mengilustrasikan seorang perempuan yang meringkuk dan menjatuhkan sebuah sosok merah yang mungil, King Olaf I, Norwegia, dimana mural ini berlokasi.

Mural ini menandakan perayaan 15 tahun dari Stavanger’s Nuart Festival dan akan dibuka untuk umum secara resmi pada tanggal 4 September 2015. It’s tomorrow!

Sumber gambar: hifructose.com

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Identifikasi Kelezatan Espresso ala Orang Italia

$
0
0

Berbicara soal minuman, kalau mendengar kata wine mungkin kita akan langsung teringat dengan romantisme negara Perancis. Sementara itu, kita juga pasti sudah tahu kalau negara Inggris terkenal dengan budaya ngetehnya. Kalau kopi? Sebagian besar orang mungkin akan mengacu ke negara Italia. Negara-negara di Eropa ini memang memiliki khas minumannya yang mana katanya sih hanya mereka yang benar-benar tahu mana minuman yang baik atau tidak.

Tapi, logis sih. Karena memang minuman-minuman itu tumbuh dan berkembang pesat di sana. Sekarang Kopling akan ajak kalian mengenal orang-orang Italia yang mengidentifikasi kopi, apakah kopi itu bagus atau tidak. Meskipun hal ini sebenarnya relatif, tapi Italia memiliki standar sendiri dalam meramu kopi. Hal inilah yang membuat negara mereka tidak ada kedai kopi retail yang banyak tumbuh di negara lain, lho. Kamu tahu kan?

Kita akan bersama Daniela, seorang pencinta kopi dan es krim dari Kota Roma yang akan memberitahu kamu rahasia-rahasia di café tentang cara mengidentifikasi kopi.

Menurut Daniela, langkah penting yang kamu perlu ketahui untuk melihat kopimu baik atau tidak adalah dengan mendekatkan diri pada mesin espresso. Lho? Iya, kamu seharusnya boleh mendekatkan diri pada mesin espresso dan melihat langsung bagaimana proses kopi kamu dibuat. Pastikan kamu membuka mata lebar-lebar dan perhatikan setiap apa yang barista lakukan. Kamu juga bisa colong-colong ilmu dari sini. Hehe….

Daniela mengatakan kalau Italia 100% mengimpor kopi. Walaupun mereka mengimpor kopi, tapi olahan yang dihasilkan justru mantap lho. Semua kopi yang ada di Italia berhasil diolah dengan baik. Terutama, espresso yang menjadi khas italia.

Image by Richard via Flickr

Image by Richard via Flickr

Jadi, sebelum benar-benar kamu menyicip espresso, ada beberapa langkah yang bisa kamu nilai dari cara pembuatannya. Espresso adalah kopi yang singkat, yaitu sekitar 7 gram kopi yang ditekan dengan 2.5mm air. Sebelum espresso kamu dibuat, pastikan bahwa barista menyalakan air panas melalui mesin untuk menghangatkan gelas. Mengapa? Ini membersihkan gelas yang telah terpakai sebelumnya tanpa harus memberi sabun yang mana akan memengaruhi rasa dari kopi. Juga, pastikan kopi yang kamu akan nikmati adalah kopi yang fresh, baru digiling. Jika tidak, Daniela mengatakan bahwa ia adalah barista yang buruk. Sebab ini adalah langkah dasar yang harus dipatuhi oleh barista.

Image by m01129 via Flickr

Image by m01129 via Flickr

Ketika espresso terisi dalam cangkir, ini tahapan di mana kamu perlu perhatikan baik-baik. Espresso yang baik akan menimbulkan busa/bintik kecil di permukaan seperti kulit macan tutul. Buihnya tidak lebar tapi kecil-kecil. Tidak ada ruang yang kosong atau lepas dari buih tersebut. Jika ini tidak terjadi, berarti tekanan pada mesin tersebut tidak benar.

Langkah berikutnya dalam perjalanan kamu mencari espresso yang sempurna diikuti dengan menyendok buih-buih tersebut dan cium aromanya. Dekatkan hidung kamu ke arah buih dan rasakan aroma kopi. Ini akan membantu kamu untuk membedakan kopi yang baik atau tidak. Jika baunya asam, buruk. Jika tidak, baik. Lalu, minum. Ada kemungkinan bahwa jika kopi adalah asam itu telah terbakar selama proses pemanggangan. Italia menyebutnya cicorione, kalau di Inggris menyebutnya seperti rasa sawi putih. Asam dan pahit. Ini tidak baik.

Daniela mengatakan bahwa pencinta kopi di Italia tidak akan pernah menambahkan gula pada kopi mereka. Gula yang dimasukkan ke kopi akan membunuh rasa original kopi itu sendiri. kamu tidak perlu menambahkan gula ke sesuatu yang sudah begitu lezat. Ini pandangan orang Italia, jika kamu lebih suka pakai gula, maka tambahkanlah. Di sisi lain, Daniela juga mengatakan bahwa barista yang baik adalah seperti seorang sahabat. Mereka harus ingat bagaimana kamu menginginkan rasa kopi.

Ada beberapa hal yang Kopling setuju dengan pendapat Daniella diantaranya, kita boleh tahu proses pembuatan kopi kita, dari sisi penggilingan sampai penyeduhan. Hal ini selain menjawab rasa penasaran, kita juga bisa belajar dari barista langsung. Kalau barista tidak bisa menjawab atau menjelaskan, berarti salah tidak kalau kita mempertanyakan tentang ke-barista-annya?

Dewa Yunani Pelindung Bawah Laut

$
0
0

Apa yang kamu ketahui tentang benda bawah laut selain kapal Titanic atau Bikini Bottom? Tidak ada lagi? Pernah tidak kamu mendengar tentang patung yang ada di bawah laut? Patung besar yang menyerupai dewa Yunani. Ia adalah Atlas. Menurut Mitologi Yunani, Atlas adalah titan yang setelah kalah perang dengan Olympia Gods, dihukum selamanya untuk memegang falak di atas kepalanya.

Atlas adalah tokoh yang mencolok dari mitologi yunani dan merupakan salah satu yang paling sering dibuatkan gambarnya dari semua tokoh yang ada di mitologi yunani. Atlas seringkali digunakan untuk menunjukkan ketahanan dan perjuangan.

http://www.viralnow.one/

sumber: viralnow.one

Seniman Jason deCaires Taylor, yang dikenal sebagai pematung dalam air, membuat patung Atlas dengan berat 60 ton, berukuran 18 kaki. Sebuah patung dalam air terbesar yang pernah dibangun. Fakta menarik tentang patung ini adalah bahan yang digunakan sangat cocok untuk pertumbuhan karang dan flora dalam air. Patung ini dibangun di Nassau, Bahama, dengan mengemulasi Atlas seolah memegang dunia yang digantikan dengan laut.

Patung ini atas kerjasama dengan Bahamas Reef Environment Educational Foundation (BREEF), sebuah lembaga nonprofit yang mendedikasikan keseimbangan alam dan kehidupan liar di sekitar Bahama, dan mempromosikan pendidikan mengenai visi dan misi mereka. Sebab, di Bahama adalah tempat menghargai lautan beserta nilai-nilainya untuk kekayaan laut, dan lingkungan laut yang sehat.

Selama beberapa dekade terakhir, karya-karya Taylor memang selalu menyuarakan pentingnya konservasi dan protes akan perubahan lingkungan, lewat karya-karya dalam airnya yang sebenarnya didesain untuk mengusir para penyelam dari terumbu karang cantik yang sangat rentan.

Four-Horsemen-of-the-Apocalypse-Jason-deCaires-Taylor_Sculpture.its-nice-that-

sumber: itsnicethat.com

3500

sumber: dailymail.co.uk

Baru-baru ini, ia juga membuat empat buah patung di Thames, dengan tujuan yang sama. Bedanya, empat patung berbentuk orang sedang menunggang kuda ini bisa dilihat ketika air sedang surut. Patung tersebut berbentuk kuda, dengan bagian kepala yang diganti dengan pompa minyak – sebuah kritik akan dampak pengerukan minyak bumi terhadap planet kita. Empat patung ini juga sengaja diletakkan berjarak tidak jauh dari gedung parliamen, di mana para politisi dan orang-orang yang sebenarnya terlibat dalam perubahan iklim bekerja dan membuat perjanjian dan kebijakan yang merusak lingkungan, namun tidak mau mengakuinya.

Sebuah gerakan yang sangat kuat dari Taylor. Dan seharusnya kita, Indonesia, sebagai negara maritim, juga harus berkaca dari kejadian ini. Sepakat tidak?

Kopi Sisa dapat Membantu Kita Melawan Pemanasan Global!

$
0
0

Entah dengan latte atau kopi hitam, secangkir kopi di pagi hari adalah salah satu pilihan yang wajib ditunaikan di pagi hari.

Para peneliti telah menemukan bahwa dalam jumlah besar, ampas kopi yang biasanya digunakan untuk pupuk kompos atau berujung di tong sampah, dapat digunakan untuk memerangi pemanasan global. Hal ini karena ampas kopi memiliki kemampuan mereka untuk menyimpan metana.

Dengan alasan tersebut, ilmuwan telah mengembangkan sebuah proses sederhana yang memungkinkan ampas kopi menyerap metana – gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada CO2 – dari atmosfer.

Dan proses ini telah dikembangkan ke tahap yang lebih baik, para ilmuwan telah memanfaatkan metana yang dapat digunakan menjadi sumber energi listrik, menyediakan sumber energi yang lebih bersih daripada bahan bakar fosil lainnya.

source: www.installitdirect.com

source: www.installitdirect.com

Proses yang dikembangkan oleh para peneliti di Ulsan National Institute of Science and Technology di Korea Selatan ini melibatkan ampas kopi yang direndam dengan natrium hidroksida dan pemanasan campuran yang dihasilkan sampai dengan 900C dalam tungku.

Proses ini murah karena bahan baku dasarnya mudah didapat dan tersedia bebas. Hal ini juga efektif untuk “menangkap karbon” materi dalam waktu kurang dari satu hari – sebagian kecil dari waktu yang dibutuhkan untuk membuat bahan menangkap karbon lainnya.

Ide ini berawal dari waktu minum kopi. Saat sedang duduk sambil minum kopi dan melihat ampas kopi saat habit, Christian, sang penemu ide, berpikir untuk memanfaatkan ampas kopi ini sebagai penyimpan metana. Dari situ ia bersama teman-teman di Pohan Universitas Sains dan Teknologi meneliti untuk memanfaatkan ampas kopi tersebut.

Hal besar yang didapat dari ide ini adalah kita berhasil mengurangi waktu fabrikasi dengan menggunakan bahan yang murah. Sebab bahan logam atau bahan kimia organik sangat mahal, ampas kopi, yang termasuk bahan limbah bebas ini dinilai efektif untuk memberikan manfaat.

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nanoteknologi dan didasarkan pada tes menggunakan ampas kopi menghabiskan ampas kopi Kolombia, dark roasted, fine ground. Ini bukan pertama kalinya bubuk kopi telah digunakan untuk tujuan lingkungan. Di tempat lain, mereka telah berubah menjadi bahan biomassa yang dapat dibakar untuk membuat bentuk alternatif energi.

Sebuah kemajuan besar untuk minuman yang kita cintai ini yah!

Lukisan Bernuansa Lembut Yang Menyoroti Isu Lingkungan Hidup

$
0
0

Kalau kita rajin membuka Wikipedia, coba cari daftar masalah-masalah lingkungan hidup dan kita akan menemukan barisan  “masalah” yang cukup panjang. Akan memakan waktu yang cukup panjang pula untuk menelaah satu persatu. Yang pasti, dari sekian banyak isu lingkungan hidup yang terdapat dalam daftar tersebut, umumnya mereka disebabkan karena faktor manusia itu sendiri. Istilah kerennya,  anthropogenic effects on the natural environment atau pengaruh manusia pada lingkungan hidup.

Masalah lingkungan hidup ini menjadi sorotan dari banyak pihak. Tidak hanya para ekologis yang peduli dengan lingkungan hidup, namun seorang seniman juga bisa, yang kemudian direfleksikan dalam karyanya. Contohlah seniman asal Ontario berdarah Italia, Toni Hamel, yang menggambarkan karya-karyanya sebagai “komentar ilustratif tentang kelemahan manusia”.

Untuk itu, taburan minyak dan lateks di atas kanvas merupakan medium yang dipilihnya. Karya-karyanya, yang tampak lembut dipandang, bersumber dari pengalaman pribadi maupun hasil observasinya dari kehidupan di Kanada.

Hamel merupakan seniman yang menekuni bidang antardisiplin dengan penggunaan materi yang beragam dalam karya-karyanya. Ia terutama mengagumi objek daur ulang dan vintage yang kerap digunakan dalam karya instalasi atau seni pahatnya. Namun penggunaan materi semacam ini tidak diutilisasi sekenanya saja oleh Hamel. Tetap harus ada fungsi semantik atau estetis yang dikandung untuk mendungkung maksud dan tujuan karya-karyanya.

Saat ini fokus Hamel memang pada menggambar, namun melukis merupakan bagian terbesar dari kerjanya ke depannya. Seri lukisan terbarunya yang bertajuk Land of Id mungkin bisa menjadi contoh untuk itu. Dalam seri ini ia membuat sebuah pernyataan yang subtil tentang bagaimana kita sebagai manusia memperlakukan dan menyalahgunakankan lingkungan hidup, serta pengaruh yang terjadi akibat dari tindakan yang kita lakukan tersebut.

Seri Land of Id ini menggambarkan interaksi, baik yang bagus maupun tidak, seperti deforestasi, perburuan narwal, dan Hari Arbour, sebuah hali libur dimana orang maupun kelompok didorong untuk menanam dan merawat pepohonan.

Selain kehidupan, baik dirinya maupun orang lain, dan lingkungan sekitar, Hamel mengaku sebagai penggemar berita dan film dokumenter, sehingga juga mempengaruhi karya-karyanya. Bagi Hamel adalah penting bagi seorang seniman untuk memiliki pengetahuan yang luas, terutama isu apa yang tengah berkembang pada saat ini.

Bagi Hamel karya seni harus bisa menjadi saksi sejarah. Melalui karyanya, Hamel ingin membangkitkan kesadaran tentang topik tertentu yang dirasanya perlu untuk mendapat perhatian lebih. Dan seri  Land of Id merupakan contohnya.

Dengan pengaruh seniman-seniman besar, mulai dari kontemprer hingga klasik,  seperti Victor Mann, Adrian Ghenie dan Michael Borremans hingga Velasquez dan  Goya, ia pun melukis dengan penuh gaya. Hanya saja Hamel mengaku jika ia tidak tertarik dengan lukisan yang hanya terlihat indah belaka atau decor art,  melainkan lukisan yang bisa berbicara tentang sesuatu, kaya secara isi, dan bermakna.

Oleh karena itu, dalam seri Land of Id ini Hamel mengekspos sudut pandangnya dengan lukisan-lukisan yang memakai warna lembut dan juga menggunakan satir serta simbolisme, agar maksud dan tujuan bisa tersampaikan dengan baik kepada yang memandang, seperti yang tergambar dalam lukisan paus abu-abu yang distempel dengan logo Seaworld misalnya.

Dengan menghadirkan gambar-gambar yang bertemperamen ringan seperti ini ia berharap karya-karyanya bisa secara positif menginspirasi perubahan dalam sikap kita.

Simak beberapa karyanya di bawah ini:

 

Sumber gambar: hifructose.com

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

 

Ingin Hidup Lebih Kreatif? Lakukan Kebiasaan Berikut!

$
0
0

Pagi hari biasanya merupakan waktu yang problematis. Antara masih setengah sadar, karena baru saja bangun tidur, dan harus menyelesaikan rutinitas pagi, seperti mandi, sarapan, menyiapkan keperluan aktifitas untuk hari itu, dan lainnya.

Sebelumnya kita sudah menyimak beberapa kebiasaan pagi yang bisa membuat hidup menjadi lebih kreatif lagi. Nah, kini mari kita lanjutkan pembahasan beberapa kebiasaan lain yang dapat dilakukan yang tidak hanya membuat pagi menjadi lebih efektif, namun juga memiliki dampak yang positif untuk merangsang kreativitas kita.

1. Bangun Dan Bergeraklah

Berolahraga, senam atau hanya sekedar meregangkan tubuh di pagi hari mengstimulasi kreativitas tidak hanya karena memicu endorfin dan memompa darah menuju otak, namun juga membantu dalam melepaskan diri dari monotonitas saat duduk dan bekerja nantinya, serta pastinya membuka jalan untuk wawasan kreativitas yang lebih luas. Perlu contoh? Anna Wintour, editor-in-chief terkenal dari majalah Vogue, bermain tenis selama satu jam tepat pada jam 5.45 pagi untuk memulai harinya. Okelah, mungkin tidak harus seekstrim Wintour. Yang penting usahakan untuk berolahraga di pagi hari.

2. Kurangi Pilihan Aktivitas Di Pagi Hari

Jangan buang waktu pagi yang berharga dengan memilih, misalnya busana apa yang dipakai hari ini atau kopi apa yang akan dihirup untuk memulai hari. Hal-hal seperti ini bisa dilakukan di malam hari misalnya. Mengurangi pilihan rutinitas pagi mungkin terlihat tidak kreatif, tapi ini penting dalam upaya menjaga stimulasi kognitif untuk aktivitas yang memang memerlukannya, seperti brainstorming, penulisan kreatif, pemecahan masalah dan sebagainya. Jadi jangan heran jika Barack Obama atau Mark Zukerberg terlihat memakai busana yang nyaris sama setiap harinya, karena mereka memilih untuk menghabiskan pagi mereka untuk hal lain yang lebih penting. Sederhanakan hidup hingga kita bisa memanfaatkan waktu untuk memikirkan ide gemilang apa untuk hari ini alih-alih kemeja mana yang layak dipakai.

3. Sempatkan Untuk Bersyukur

Beryukur untuk hidup yang dengan susah payah kita raih akan menolong diri kita sendiri dalam menghubungkan diri dengan tujuan hidup dan hal-hal serta orang-orang dalam hidup yang telah memotivasi kita. Kreativitas tidak selalu datang dengan gampang, jadi kembali ke akar inspirasi dalam hidup dan orang-orang yang telah membantu kita akan memastikan diri untuk tetap bekerja dengan keras, meskipun aral melintang di depan. Coba habiskan sebagian waktu pagi, dalam perjalanan ke kantor misalnya,  untuk memikirkan dua atau tiga hal yang membuat kita bersukur. Tidak hanya akan menginspirasi dalam bekerja dengan lebih keras, tapi juga membuat lebih bahagia dan optimis. Pastinya bersyukur membuat kita menyadari hal apa yang paling penting dalam hidup kita sehingga kita bisa menghabiskan waktu untuk mengerjakan hal-hal kreatif yang kita cintai ketimbang terjebak dalam rutinitas yang monoton.

4. Berhenti Mengatakan Malas Bekerja

Siapa coba yang tidak pernah berfikir di pagi hari, “uh, malasnya ke kantor hari ini!” Apalagi kalau kita bekerja bukan sesuai dengan passion kita. Nah, coba mulai dari sekarang fikiran seperti itu dibuang jauh-jauh. Sebenarnya kita tidak harus mengalokasikan 100% dari fokus kita pada untuk meningkatkan kreativitas. Tidak ada yang salah dengan bekerja di siang hari dan kemudian menghabiskan sisa hari dengan mengerjakan sesuatu yang berdasarkan passion kita. Bahkan struktur dan organisir waktu yang disediakan oleh pekerjaan tetap bisa membuat kita lebih efisien dan kreatif dalam membagi waktu. Inspirasi kreatif datang saat kita mengerjakan berbagai hal yang berbeda. Jadi, pergi bekerja juga merupakan bagian dari proses kondusif untuk mendatangkan kreativitas, daripada duduk berjam-jam dan berharap ide kreatif bisa muncul dengan ajaib di depan kita.

5. Ciptakan Rutinitas Dan Disiplin Menjalaninya

Usakan untuk memiliki rutinitas pagi yang sama. Haruki Murakami pernah menyebutkan jika repetisi menjadi hal yang penting dan merupakan bentuk dari hipnosis. Hanya saja, lebih mudah membuat daftar rutinitas ketimbang disiplin dalam menjalaninya. Akan selalu ada alasan untuk keluar dari rutinitas yang sudah diterapkan, apalagi jika sudah memasuki waktu libur. Alasan “hanya sekali ini saja” merupakan sebuah kesalahan yang tidak bisa dilakukan dua kali, karena ketidakdisiplinan dalam menjalakan rutinitas bisa mengikis kebiasaan kreatif yang dengan susah payah coba kita bentuk.

6. Rencanakan Aktivitas Pagi Di Malam Sebelumnya

Membuat daftar kegiatan yang akan dilakukan esok hari sebelum kita tidur merupakan cara yang efektif dalam efisiensi waktu. Ini juga bisa memberi durasi yang lebih panjang untuk rutinitas pagi hari kita sehingga bisa memasukkan aktifitas yang lebih berguna. Hal ini membuat kita bisa lebih bebas dalam berfikir dengan lebih kreatif. Kita bisa menghemat waktu untuk tidak memikirkan apa menu sarapan atau berkas apa yang perlu dibawa hari ini dan kemudian mengalokasi waktu untuk hal lain yang lebih penting.

Jadi, demikianlah hal-hal yang bisa kita lakukan agar kehidupan pagi kita bisa menjadi lebih kreatif dan petualangan untuk hari ini pun bisa dimulai.

Sumber gambar: designschool.canva.com

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

Beginilah Tubuhmu Bereaksi Satu Jam Setelah Ngopi

$
0
0

Your Body Within an Hour of Drinking a Cup of Coffee

Bagi kamu yang pecinta kopi mungkin sudah menjadi kebiasaan setiap paginya untk menyeruput secangkir kopi hangat. Kebiasaan minum kopi ini seolah menjadi kegiatan wajib pagi hari setelah atau sebelum mandi. Sehingga, rasanya ada yang ganjil ketika meninggalkan ibadah ngopi pagi.

Tapi, kamu sadar tidak sejauh mana kopi memengaruhi hampir seluruh tubuh kamu, dari mata hingga darah, bahkan beberapa menit setelah kamu menyeruput? Ada pengamatan kecil-kecilan mengenai dampak kopi yang mampu memengaruhi segala yang ada di tubuh kita.

coffee-health-body

rationalromantics.org

Otak

Kalau kamu merasa perlu bekerja keras dalam satu hari karena deadline atau tetap melek saat berkendara, secangkir kopi bisa jadi teman terbaikmu. Kafein adalah stimulan dan beberapa bukti menunjukkan bahwa kafein bisa meningkatkan fungsi mental dan memperkuat kemampuan untuk konsentrasi.

Singkatnya, otak bekerja dengan mengirimkan bahan kimia yang disebut neurotransmitter melalui sinapsis – inilah cara otak kita bekerja. Kafein merupakan senyawa psikoaktif yang menggerakkan neurotransmitter ini yang memungkinkan mereka untuk beroperasi secara lebih efisien. Kafein akan membantu proses kimia ini menjadi lebih baik. Menurut Leavey, seorang peneliti, mental kita akan lebih waspada setelah 30 menit kita mengonsumsi kopi.

Mata

Kafein juga memicu sistem saraf simpatik kamu. Sistem ini yang mengatur aktivitas saraf sadar tubuh, seperti mengaktifkan mode fight-or-flight. Kafein ini akan merangsang reseptor di otak yang akan memberitahu tubuh untuk mengaktifkan adrenaline lebih banyak. Dampaknya, kesadaran kamu akan sesuatu akan lebih tajam.

Gigi

Kamu tentu tahu, mengonsumsi banyak kopi akan menyebabkan gigi putih kamu menguning. Iya, itu akan berlaku ketika kamu jarang menjaga kebersihan gigi. Tapi, di lain itu, kopi mengandung cukup banyak polifenol, zat gizi mikro yang telah terbukti efektif dalam membunuh bakteri plak dalam mulut. Justru hal ini akan tidak bermanfaat ketika kamu tambahkan gingerbread, creamsicle, atau nutella ke kopi kamu.

Penambahan gula atau susu ke dalam kopi akan membuat kopi seperti pedang bermata dua, karena di saat polifenol melarutkan plak, susu dan gula dapat dengan mudah menembus daerah dalam gigi yang akan membuat ngilu dan menyebabkan demineralisasi dan pembusukan nantinya. Tapi, kalau kamu memilih kopi hitam, gigi kamu akan rentan terhadap gigi berlubang.

Kopi yang membawa polifenol itu akan menghilangkan plak, namun menyisakan warna kekuning-kuningan di gigimu. Makanya, setelah kamu mengonsumsi kopi pastikanlah kamu menyikat gigi dan menjaga kebersihan gigi kamu kapanpun itu.

Jantung

Menurut Leavey, mengonsumsi dua cangkir kopi sehari tidak berbahaya, tapi akan bermasalah jika seseorang sebelumnya telah mengidap penyakit jantung atau darah tinggi. Karena kopi akan membuat adrenalinmu bertambah berkali lipat. Setelah kamu mengonsumsi kopi, sekitar 15 menit kemudian, kafein akan mulai meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah sampai 15%.

source: aol.com

source: aol.com

Lambung

Ada beberapa alasan di balik menenggak espresso setelah makan malam. Kafein akan memicu reseptor dalam perut lalu meningkatkan sekresi lambung sekitar 10 sampai 15 persen – kecil, tapi bermakna, peningkatan.

Kafein melemaskan sfingter, yang merupakan bundel otot yang terletak di dasar kerongkongan kamu yang bertindak sebagai gerbang untuk menjaga makanan dari memasuki trakea.

Pencernaan

Ada yang unik, kafein dalam kopi akan merangsang perut kamu, memberitahu mereka untuk bekerja lebih keras dan lebih cepat. Usus akan beroperasi dengan cepat untuk segera memproses tinja dan memadatkannya. Sehingga begitu proses pengeluaran akan memadat dan tidak dalam bentuk cair. Akan berakibat fatal jika bentuknya cair. Hiii….

Saluran Urin

Karena setiap peminum kopi setia pasti tahu kalau berbahaya memesan minuman kopi berukuran besar saat sedang dalam perjalanan. Kopi bertindak sebagai diuretik, yang mempengaruhi tubulus ginjal dalam tubuh kamu untuk mengirim lebih banyak air. Makanya, minum kopi akan membuat kamu lebih sering ke kamar mandi.

Darah

Apakah kamu tahu kalau kopi ternyata mengandung kolesterol? Nah, lho! Ini yang berdampak pada darah kamu. Kopi memang mengandung minyak. Ini akan terlihat dari proses penyaringan/penyeduhan. Minyak ini yang nanti mengakibatkan kolesterolmu meningkat. Tapi, hal itu akan diminimalisir oleh saringan atau metode yang kamu pakai. Metode seduh kopi yang bertekanan tinggi akan menekan minyak ini jadi kopi yang kamu nikmati minim akan minyak. Sehingga, kalau kamu mengonsumsinya kamu tidak perlu khawatir tentang kolesterol. Kalau french press, tidak termasuk, ya..

 

Salam sruput!


Kopi Keliling Volume_0 Artworks Part 1

$
0
0

Andreas-Adi-Prawidana

Galau Rantau, 2014
Andreas Adi Prawidana
Indian ink, water colors, drawing pen dan marker di atas kertas (Canson 200 gsm, 21 cm x 30 cm)

Karya ini adalah respon dari pemahaman sebagian orang terhadap kesuksesan. “Kalau mau sukses, datang ke Jakarta”. Salah kaprah yang diangkat dalam karya ini adalah melunturnya kepekaan orang-orang yang tinggal di daerah terhadap pilihan-pilihan atau kesempatan-kesempatan yang ada dekat di sekitar mereka, yang sebenarnya bisa ditempuh untuk menuju kesuksesan itu sendiri. Tidak hanya karena iming-iming dan ikut-ikutan orang lain atau karena kurangnya rasa percaya diri untuk berani berproses di daerah. Melalui karya ini ingin mengingatkan kembali orang akan hal tersebut.

Annisa-Ferani_lores
Situ Keliru, 2014
Annisa Ferani
Cat akrilik dan pen di atas kanvas 30 cm x 40 cm

Situ, diambil dari sinonim kata “kolam”, dan Keliru dari kata “salah”, diibaratkan sebagai ‘akuarium’ tempat di mana berbagai momen-momen salah kaprah dapat ditemukan. Situasi yang digambarkan adalah ketika nonton konser. Anak muda jaman sekarang kalo nonton konser banyak yang sebenernya ga dengerin artis nya, atau bahkan ga tau. Banyak juga yang bertingkah aneh semata-mata cuma karna pingin ikutan ‘gaul’. Ambigu, pengartian Situ Keliru dapat menjadi dua; arti yang sebenarnya atau seakan menuding, lo salah.

Aufa-Aqil-Ghani_lores

Glamour, 2014
Aufa Aqil Ghani
Pen and watercolour, 29.7 cm x 21 cm

Banyak anggota masyarakat sekarang menganggap bahwa budaya jalan-jalan berarti pergi ke tempat mewah dan serba gemerlap, menjadikan tempat-tempat seperti taman kota dan museum terbengkalai dan rapuh.

Aku memilih membahas tentang ini karena ini adalah salah satu kesalah kaprahan yang sering sekali aku rasakan dalam bermain dengan teman temanku. Dan hal ini sudah menjadi hal yang sangat wajar dimasyarakat, dan ingin menyentil sedikit masyarakat, bahwa diluar sana untuk jalan jalan masih banyak tempat lain selain tempat tempat glamour tersebut yang lebih memiliki pengaruh positif untuk kita.

Dessy-Safira_lores

Not All that Glitters is Gold, 2014
Dessy Safira
Acrylic pain and gold leaf on wood, 42cm x 42cm

Citra diri seseorang dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, salah satunya pada sosial media. Seseorang dapat menciptakan identitas baru pada sosial media. Persona, yang berasal dari bahasa latin yang berarti ‘topeng’, seringkali diasosiasikan sebagai sebuah imej yang diciptakan oleh seseorang sebagai identitas buatan yang ‘diperankan’ untuk tujuan tertentu. Dalam sosial media, banyak ditemukan individu-individu dengan internet persona. Menggunakan ‘topeng’ kepribadian yang menyembunyikan identitas asli dibalik layar. Tidak jarang pula citra ini diciptakan untuk mendekati seseorang dengan persona yang baik tetapi kenyataannya ia memiliki niat yang buruk, menimbulkan salah kaprah antara identitas ‘asli’ dan yang ‘palsu’ pada sosial media.

 

Diani-Apsari_lores

“Mulutmu Harimaumu” & “Di Dunia Maya, (Si)apapun bisa jadi (si)apa saja.”, 2014
Diani Apsari
Watercolor on Paper, 17 cm x 22 cm

Di dunia maya, identitas seseorang menjadi bias, tapi bukan berarti kesantunan harus dilupakan. Sebetulnya etika berbicara sudah sejak dulu diajarkan melalui peribahasa “Mulutmu, Harimaumu”.

Doddy-Iswahyudi_lores

“The Fauxcialites Series”, 2014
Doddy Iswahyudi
Ink and watercolor on paper 15 cm x 21 cm (3 pieces)

Kekeliruan pemahaman terhadap istilah sosialita, menjadikannya mengalami pergeseran pemaknaan. Padahal jika kita mau meluangkan waktu, terdapat sumber bacaan yang melimpah ruah tentang definisi sosialita.

Istilah sosialita berasal dan disadur dari kata “Socialite”, yang merupakan gabungan dari kata “Social” dan “Elite”. Dalam pemaknaan istilah “sosialita”, sebetulnya ada terma “sosial” yang dipahami sebagai aktivitas yang berkaitan dengan interaksi sosial kemasyarakatan tidak hanya yang bersifat selebrasi, pesta-pesta, atau acara yang diekspos media, namun segala aktivitas yang memiliki kontribusi positif terhadap masyarakat. Ada aktivitas yang menginspirasi. Sayangnya, hanya “elite” yang mendapat porsi perhatian yang berlebih. Tentang gaya hidup glamor kelas atas, konsumsi barang-barang bermerk mahal, ekspos media, serta kedekatan dengan wilayah selebritas.

Kalau mau gampangnya, kita bisa melihat gambaran sosok ideal sosialita pada wanita-wanita bangsawan Eropa di masa lalu. Sebagai kaum elit mereka tidak perlu merasakan bekerja, berkeringat, ataupun mengantri. Kehadiran merekapun disambut dan dipuja dimanapun berada. Selain harus kaya, cerdas, punya relasi luas di dunia hiburan dan selebritas dan lingkungan sosial lainnya,selera fashion berkelas, mereka juga harus memiliki prestasi dari segi sosial, seperti memiliki yayasan yang berbasis sosial kemanusiaan. Mereka tidak hanya bermodalkan darah biru atau keturunan bangsawan saja. Tentu kita masih ingat Lady Diana.

Kesalahpahaman definisi sosialita, menjadi kesalahkaprahan. Sosialita dipahami sebagai kelompok eksklusif dengan daftar panjang kepemilikan barang-barang mewah mulai dari tas, sepatu, baju, perhiasan, mobil, dan barang-barang mahal lainnya. Arisan di cafe atau restoran, rumpi sambil saling memamerkan benda-benda mahal kebanggan mereka. Kesalahkaprahan kian menjadi, ketika ada program televisi yang melakukan liputan aktivitas ini dengan menyebutnya sebagai kelompok sosialita.

Imbas pemberitaan yang salah, akhirnya berimbas kesalahkaprahan mental state audiensnya. Pada gilirannya, bermunculan kelompok-kelompok eksklusif yang menyebut ataupun disebut sosialita. Ada pula yang berlomba-lomba mengejar label sosialita ini. Dalam benaknya, dengan kepemilikan barang mewah, datang ke acara-acara hiburan yang diekspos media, mereka sudah bisa disebut sosialita.
Ketidakmemadaian pemahaman pada akhirnya mempersempit definisinya. Sosialita hanya terbatas pada kegiatan arisan, rumpi, kepemilikan produk fashion mewah. Hanya berorientasi hanya pada gaya hidup, namun seringkali tak mengukur kemampuan. Lupa tempatnya berpijak, sehingga mendorong untuk mengambil jalan pintas dengan menghalalkan berbagai cara, seperti melakukan penipuan untuk menunjang gaya hidupnya. Tentu kita masih ingat Malinda Dee.

Erwan-Priyadi_lores

Ms.Communication : Ms.Spell , Ms.Behave , Ms.Ty, 2014
Erwan Priyadi a.k.a Wanski
Watercolor on paper 18 x 18 cm (3 panel)

Menggambarkan tentang kedudukan wanita yang sering dianggap sebagai biang gossip dan kerap berakhir sebagai kambing hitam atas setiap masalah yang terjadi akibat kicauannya. Kesalah kaprahan ini juga didukung dengan adanya ambiguitas dalam pelafalan kata Ms. dan Mis dimana kata Ms. dapat dibaca Mis- yang berarti sesuatu yang buruk atau tidak tepat.

Saya memilih objek wanita sebagai objek utama pada karya ini karena wanita kerap dijadikan objek seni dan seringkali dikaitkan dengan banyak tanda yang terkadang merubah image wanita itu sendiri di dunia nyata sehingga bisa disebut juga menimbulkan kesalah pahaman.

Kopi Keliling Volume_0 Artworks Part 2

$
0
0

Poppy Rahayu_lores

Catfish/ˈkæt.fɪʃ/, 2014
Poppy Rahayu
Ink on Wood, 30 cm × 40 cm

Catfish /ˈkæt.fɪʃ/ adalah suatu istilah yang biasa digunakan pada dunia maya untuk menyebut seseorang yang berpura-pura menjadi orang lain dan memakai identitas palsu, entah dengan menyantumkan nama maupun foto palsu, khususnya pada jejaring sosial. Validitas pada dunia internet kerap sulit dilacak keasliannya dan sering menimbulkan salah kaprah. Sementara itu, para catfishes ini secara berkelompok bebas mengarung di antara dua jagat, dunia nyata dan dunia maya.

 

Felixitas-Citra

Berimbas pada ayam, 2014
Felixitas Citra
Silkscreen on paper

Menggambarkan dua mitos tentang ayam: bangun kesiangan rezeki dipatok ayam & makan harus habis agar ayamnya tidak mati. Di balik mitos ini tersirat makna yang baik dan berguna untuk kehidupan.

 

Puthut-Aldoko-Wilis-(Bobo)_lores

Beware with Your Coffee Seed, 2014
Puthut Aldoko Wilis (Bobo)
Graphite, Charcoal, Pastel on wood panel, 30 cm x 30 cm

Konsep karya saya adalah mengenai kolerasi antara biji kopi dan pemikiran manusia. Biji kopi, pada segala macam olahannya menjadi bibit/sumber kekuatan rasa yang terkandung didalamnya. Semakin berkualitas biji kopinya, semakin pintar mengolahnya maka akan menimbulkan rasa sajian kopi yang nikmat pastinya. Seperti halnya pada manusia, jalan pemikiran manusia adalah segala sumber dari perbuatan yang akan dilakukan. Seringkali spekulasi pemikiran instant manusia menimbulkan efek yang buruk setelahnya. Maka diharapkan dari penyampaian konsep karya ini, kita bisa lebih berhati-hati dalam menentukan jalan pikiran, supaya tidak menimbulkan kesalahan kaprahan yang berlarut.

 

Sakinah-Alatas_lores

Sakinah Alatas
Mix media on canvas
Variable dimension 20x30cm

Kawasan puncak Bogor, Jawa Barat selain menjadi lokasi liburan para warga- warga kota di sekitarnya juga turis-turis mancanegara, dalam hal ini orang Arab menjadi hal yang menarik untuk dibahas jauh lebih dalam. Banyak lokasi di kawasan ini dijadikan tempat “berekreasi” ataupun sekedar melepas lelah dari kepenatan suasana kota besar, hal ini mungkin dikarenakan iklim dan suasananya yang masih cenderung asri.

Terlepas dari itu semua, ada sebuah fenomena yang menarik dari kawasan ini, wisata sex bermoduskan kawin kontrak menjadi marak dilakukan oleh pria Arab dengan wanita lokal (warga kawasan cisarua, Bogor). Budaya yang dibawa dari timur tengah ini dipahami secara dangkal oleh warga-warga yang ikut menyelenggarakan aktifitas ini. Tidak bisa dipungkiri, uang menjadi landasan warga lokal untuk memfasilitasi hasrat sex para pria arab ini.

Nampaknya hal ini diyakini oleh warga yang ikut andil dalam wisata sex bermoduskan kawin kontrak tersebut adalah sebuah kebenaran, dikarenakan doktrin dari orang-orang arab yang katanya menghalalkan konsep kawin kontrak.
Alhasil banyak sekali anak kecil (berwajah arab) yang terlantar dan kurang pendidikan di kawasan ini, ibunya sibuk melakukan aktifitasnya dan bapaknya tak tau ntah kemana, atau sudah kembali ke Negara asalnya

 

Rahedie-Yudha-Pradito_lores

Chasing the Yellow Light, 2014
Rahedie Yudha Pradito
Oil and Acrylic On Canvas (16 x 12 inch)

“Salah kaprah pengendara kendaraan bermotor di Indonesia tentang menyikapi lampu lalu lintas khususnya lampu kuning, karena selama ini lampu kuning dianggap kesempatan terakhir untuk menginjak pedal gas demi mengejar waktu sebelum lampu merah menyala. Padahal kenyatannya lampu kuning merupakan tanda agar pengendara berancang-ancang menginjak rem untuk menghentikan kendaraannya.”

Saya memilih karya ini karena saya merasa geram setiap kali saya berada di lampu merah melihat para pengendara bermotor selalu menerobos lampu merah atau kuning, apa susahnya mematuhi peraturan, sesimpel menginjak rem dan menunggu, baik dalam kondisi dan alasan apapun. Jika mereka mau berpikir sedikit efek yang dtimbulkan berikutnya baik untuk dirinya maupun orang lain baik di jalanan maupun di sisi kehidupan yang lainnya. Dari hal ini saya juga berfikir salah satu alasan dasar mengapa Indonesia tidak bisa lepas dari kasus korupsi ya mungkin karena dari individu paling kecil dari masyarakat kita masih suka berfikir individualis, mementingkan kepentingan sendiri diatas kepentingan bersama, tidak peduli efek apa yang akan ditimbulkan bagi orang banyak atas tindakan yang dia lakukan.

 

Varsam-Kurnia_lores

Likes, 2014
Varsam Kurnia

I want to portray how much we like and value the ‘likes’ we get from all social medias, how it is becoming such a norm for us to judge a certain quality or credibility of said object from how many little thumbs up it can gather. Portrayal how praises are now bottled up, beauty and ego, they are all available in a world where the likes are a currency, and we pay for our life’s qualities with it.

 

Bagas-Nurrochman_lores

The Pantomime, 2014
Bagas Nurrochman
Water colour on Canson Paper, 30 cm x 40 cm

Saya mencoba mengangkat masalah acara televisi di Indonesia yang semakin hari semakin bermunculan acara televisi yang mengganggu. Semakin lama semakin banyak serial televisi yang meniru persis cerita dari film film yang pernah sukses di negara lain namun dibuat dengan kualitas yang buruk. Dalam hal ini semakin lama, kualitas acara televisi di Indonesia semakin memburuk. Dari film-film yang ditiru beberapa diantaranya saya pernah melihat versi aslinya, dan menurut saya itu merupakan sebuah film yang sangat bagus, akan tetapi saat film tersebut dibuat dalam versi Indonesia film tersebut bisa dikategorikan sebagai film yang buruk baik secara cerita maupun kualitas film. Saya masih belum tau pasti apa penyebab menjamurnya acara-acara yang sedemikian, mungkin karena masyarakat menganggap acara-acara tersebut menarik. Saya telah melakukan riset kepada masyarakat dan melakukan beberapa wawancara mengenai hal tersebut dan kebanyakan orang mengetahui bahwa kebanyakan serial televisi yang ditayangkan sekarang terang-terangan meniru serial atau film-film dari luar negeri , akan tetapi mereka tetap menonton acara tersebut karena penasaran.

 

Dwi-Aji-Susilo-Jati-Kusumo_lores

Your choice, 2014
Dwi Aji Susilo Jati Kusumo
water colour, ink and pen on canson paper.

Kalau lo hidup di jaman sekarang tanpa disadari lo pasti nyadar akan banyaknya salah kaprah yang terjadi di lingkungan sekitar lo. Salah satunya yang menggangu pikiran gue itu adalah perilaku anak-anak remaja jaman sekarang (sd-smp-sma). Di era seperti sekarang ini banyak banget sesuatu yang salah dan gak semestinya dilakukan menjadi hal yang lumrah atau biasa aja dikalangan tertentu. Kenapa gue bilang dikalangan tertentu? Ya karena sesuatu yang salah itu datang dari kalangan yang engga peduli dan gamau sadar.

Jaman sekarang semua pake duit, nah semakin orang tuanya sibuk nyari duit dll, pengawasan terhadap anak berkurang dan terkesan gapeduli. Disini anak gak ada yang ngawasin dan pastilah dia melakukan sesuatu yang diluar sepengetahuan orang tuanya, ditambah lagi sama teknologi yang memanjakan mereka untuk mendapat sesuatu secara instan. Informasi dan tontonan yang mereka dapat juga gak diawasi sama orang tua mereka.

Misalkan anak dan orang tuanya di ruang tamu nonton sinetron atau acara acara lain di tv, padahal orang tuanya tau disitu ada anaknya dan dia lagi nonton acara sinetron yang dikhususkan emang buat ibu-ibu. Kemarin juga ada berita yang anak SD abis nonton film porno terus ngelakuin adegan yang sama di kelasnya. Belum lagi anak SD yang ngeroyok teman sekelasnya. Ada juga pedagang yang emang gak peduli sama pembelinya, yang penting dagangan laku, contohnya anak kecil yang beli rokok dengan gampangnya tanpa ditanya ini itu. Ngeliat dangdutan di acara pernikahan orang sampai larut malam, dibiarin sama orang tuanya karena besok libur. Sedangkan dangdutan udah pasti biduannya dandan menor dengan baju minimalis, belum lagi kelakuan si penyawer. Nongkrong dipinggir jalan dengan main gaple atau kartu, meniru bapak-bapak yang sering mereka lihat. Orang tua ngajarin anaknya naik motor padahal anaknya masih SD kelas 4, sanggahnya sih ya biar nanti bisa dan berangkat sekolah sendiri tanpa menyulitkan orang tua. Serta orang tua bisa juga nyuruh anaknya beli beras atau benda benda lainya jadi gampang. Di ajarkan naik motor tetapi gak diajarin rambu-rambu dan peraturan serta resiko dalam berkendara motor. Semua contoh kasus di atas juga terkadang tertuju pada orang tua gak mau di ganggu sama anaknya, jadi nyuruh anaknya main keluar rumah.

Sedangkan yang ada di fikiran gue itu orang tuanya peduli terhadap pergaulan anak-anak meraka, dan nanyain gimana hari mereka, itu menurut gue cukup. Kalau bisa malah keluar main atau refreshing ke taman dan tempat-tempat permainan lainnya. Serta diajarin yang baik dan benar. Pokoknya masa-masa seperti meraka lagi banyak pengentahunya dan itu harus diarahin. Anak muda adalah penerus bangsa. Dan semoga aja kata-kata yang sering gue denger itu bukan cuma kata-kata.

 

Winny-Astrini_lores

Ini gambar
Winny Astrini
Water Color, Pencil on Wood 14 cm x 14 cm

Visual yang ditampilkan layaknya informasi yang kita lihat, ketika melihat karya ini pasti kita dapat langsung mengetahui dan menyimpulkan objeknya, padahal itu semua belum tentu benar, tulisan kecil “ini bukan” ,”ini gambar” adalah informasi yang akan di tuliskan kecil di bagian bawah yang mana ini, menunjukan kebenaran maksud dari karya, yaitu “ini bukan” dan “ini gambar” ,bahwasannya output karya yang dibuat ialah gambar, maka dapat disimpulkan ,haruslah kita lebih banyak membaca dan mencari tahu kebenaran sebuah hal, jangan hanya melihat dari 1 sisi keseragaman, haruslah di teliti lebih dalam lagi agar tidak salah kaprah dalam menanggapi sesuatu.

 

Horestes-Vicha-Ursaprima_lores

Budaya Sanding Budaya Tanding, 2014
Horestes Vicha Ursaprima
Mixed media on wood, 33 cm x 47 cm

Kepopuleran bukan dipandang sebagai keniscayaan hukum kerja, di mana populer merupakan sebab akibat dari kecakapan ideal dan cakupan faedah publik atas profesi yang lekat pada diri seseorang, melainkan lebih dipercaya sebagai ruang pencitraan yang bisa dikonstruksi peranti dan ritmenya.
Dunia kesenian dan kesenimanan, sebagaimana sempat dilontarkan kurator Edy Soetriyono, adalah dunia dengan lapis-lapis kasta. Artinya, derajat dari pencapaian seorang perupa, pun kurator, pastinya bertingkat-tingkat. Kasta berbasis kualitas capaian. Menurut saya memang harus ada dalam jagat kesenian. Jika tidak, dapat dibayangkan betapa rancu pemahaman kita tentang siapa perupa, siapa berpura-pura sebagai perupa, ataupun siapa yang layak sebagai perupa. Medan kesenian membutuhkan kasta atau dalam konteks yang lebih strategis kesenian membutuhkan “liga seni”.

 

[LIPUTAN] Pameran Kopi Keliling Volume 8

$
0
0

Setelah melalui proses persiapan yang cukup lama dari sekitar bulan Februari 2015, dan sempat tertunda dari rencana awal diadakan di bulan Juni 2015, akhirnya Kopi Keliling berhasil mengadakan Pameran Kopi Keliling Volume 8!

Jujur nih, Pameran Kopi Keliling Volume 8 merupakan kegiatan yang persiapannya paling lama! Entah kenapa, sepertinya Kopling cukup mendapatkan beberapa cobaan saat mempersiapkan pameran ini. Mungkin karena tahun depan Kopling berniat untuk lebih besar lagi, jadi anggap saja lagi dipersiapkan gitu ya. Hehe… #positivethinking 

Seperti di sebagian besar acara Kopling, Pameran Kopi Keliling Volume 8 dibuka sejak jam 5 sore, namun pembukaannya baru resmi dimulai jam setengah 7. Yang istimewa kali ini memang Pameran Kopi Keliling Volume 8 tidak berdiri sendiri, tapi “dikawinkan” dengan pameran amal tahunan ACT. Jadi, 27 karya yang dipamerkan saat acara ini dilelang menggunakan sistem silent bidding dan hasil penjualan karyanya akan digunakan untuk membantu program pembangunan Rumah Belajar Sankabira yang dilakukan oleh gerakan Baraka Nusantara di Pulau Lombok.

Kopling8_2

Setelah pintu masuk pameran ada dinding #amplopbaik yang mengajak pengunjung untuk saling berbagi pesan baik kepada pengunjung lainnya secara anonim

Secangkir kopi hangat tidak pernah luput dari setiap acara Kopling, dan khusus untuk acara kali ini, Kopling meminta Coffee on Wheels untuk menyajikan kopi hitam hangat dari Desa Sembalun, Lombok, di mana para petani kopinya membuat sebuah brand kopi bernama Kopi Pahlawan yang diberdayakan langsung oleh Baraka Nusantara.

Kopling8_1

Sesi artist talk bersama kurator Ika Vantiani dan para peserta pameran

Setelah dibuka oleh Kopi Keliling, acara dilanjutkan dengan ngobrol-ngobrol singkat bersama Ika Vantiani selalu kurator pameran dan beberapa peserta pameran yang bisa hadir saat acara berlangsung. Meskipun tidak semuanya bisa datang, Kopling cukup senang soalnya tidak hanya peserta dari Jakarta saja yang hadir, tapi juga ada beberapa peserta dari luar kota! Yeay!

Kopling8_3

Karya-karya Pameran Kopi Keliling Volume 8

Usai ngobrol seru soal proses pengkaryaan, pusat perhatian acara beralih ke para penggagas Wujudkan.com, sebuah situs crowdfunding kreasi Indonesia yang juga digunakan untuk mewujudkan kreasi Kopling! Di sesi ini, Popon, selaku perwakilan dari Wujudkan.com menjelaskan tentang apa itu Wujudkan.com, dan membawa Wustuk, salah seorang kreator yang sukses mewujudkan kreasinya berkat Wujudkan.com untuk menjelaskan tentang kreasinya dan bagaimana ia bisa berhasil mengumpulkan dana untuk mewujudkan kreasinya tersebut. Berkat Wujudkan.com juga Kopling berhasil mengumpulkan target dana lebih dari 20 juta Rupiah lho! Jadi, buat kamu yang ingin mewujudkan sebuah project, jangan ragu untuk menghubungi tim Wujudkan.com!

Setelah sesi bersama Wujudkan.com berakhir, alunan musik merdu dari Nino Prabowo sempat mewarnai ruangan selama kurang lebih setengah jam sebelum akhirnya berlanjut ke sesi terakhir, yaitu ngobrol-ngobrol bareng Baraka Nusantara, sebuah gerakan independen yang memfokuskan diri untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di Desa Sembalun melalui Kopi Pahlawan dan Rumah Belajar Sankabira.

Kopling8_4

Sebelum pulang, pengunjung mengambil #amplopbaik dulu dong!

Sebelum acara ditutup, acara juga dimeriahkan oleh pengumuman pemenang silent bidding. Ada sebanyak 11 karya yang berhasil terjual malam itu, dan karya-karya pameran yang masih tersedia tetap dapat kamu beli melalui sistem silent bidding langsung ke email Kopling. Untuk karya-karya Pameran Kopi Keliling Volume 8 akan ada artikel terpisah ya!

Ketika jarum jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, ketika itu juga Pameran Kopi Keliling Volume 8 resmi selesai. Berakhirnya Pameran Kopi Keliling Volume 8 juga menandai berakhirnya acara pameran volume Kopling. Di tahun kelima ini, Kopling telah me-review kegiatan pameran kami ke belakang, dan berdasarkan review tersebut Kopling sedang mempersiapkan program yang pastinya lebih baik di tahun depan.

Jadi, tetep pantengin kegiatan Kopling yah!

Kopi Keliling Volume 8 Artworks Part 1

$
0
0

Berikut karya-karya para peserta Pameran Kopi Keliling Volume 8. Karya-karya yang ada di sini tersedia untuk dijual (yang sudah terbeli ditandai dengan tulisan “sold”) dengan sistem bidding melalui email ke contact@kopikeliling.com mulai dari Rp250.000. Hasil penjualan karya akan digunakan untuk membantu pembangunan Rumah Belajar Sankabira di Desa Sembalun, Pulau Lombok.

 

Ninda

Ngopi, yuk!/Let’s have some coffee!
Annisa Aprianinda
Watercolor on Canvas
2015

Kopi memang bukan tanaman asli yang berasal dari Indonesia, tetapi sejak kedatangan kopi di Indonesia pada awal abad 16, kopi memiliki peran yang besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Perkebunan kopi bermula di pulau Jawa dan lalu meluas ke berbagai penjuru Indonesia, seperti Sumatra, Nusa Tenggara, Sulawesi, bahkan Papua. Tak hanya berpengaruh di ekonomi Indonesia sebagai salah satu komoditas yang diekspor ke seluruh dunia, kopi juga sangat mempengaruhi kultur masyarakat Indonesia, dalam hal positif. Kopi telah menyatukan dan memperkuat tali persaudaraan di antara masyarakat Indonesia.  Telah terjadi pergeseran makna, dimana tadinya kopi hanyalah sebuah sajian minuman, kini  kopi menjadi alasan untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara dan teman-teman atau silaturahmi. Seperti yang sering kita ucapkan sekarang saat mengajak kerabat untuk bertemu, “Ngopi, yuk!”

 

Azis

Pencerahan (SOLD)
Azis Wicaksono
Watercolor & Acrylic on Canvas
2015

Kebudayaan minum kopi di Nusantara sudah menjadi hal yang cair, karena dapat masuk ke segala aspek kehidupan masyarakat, bahkan adat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kopi di Indonesia bukan hanya dianggap sebagai minuman saja, namun secara kedekatan kultural kopi memiliki hubungan yang erat dengan budaya masyarakat Indonesia. Hal yang menarik terlepas dari karakter biji kopi dan rasa pahit manisnya, kopi memiliki pemaknaan lain. Dari nama sebuah tanaman yang kemudian dijadikan minuman, kopi juga memperoleh makna yang dikonstruksi secara sosial menjadi kata ajakan “ngopi”: Ngopi dulu yuk! Ngopi sek! Yuklah, kita ngopi dulu!. Kata ngopi bagi masyarakat Indonesia dianggap sebagai ajakan untuk istirahat sejenak dari kegiatan/rutinitas untuk berkumpul dan membuka pembicaraan yang lebih segar dan lebih cair, atau ajakan untuk sekadar istirahat dan memulai obrolan yang ringan dan rekreatif. Poin inilah yang dianggap sebagai pencerahan, di mana fungsi minuman yang dikonstruksi menjadi kata sifat memiliki makna untuk memberikan ruang bagi seseorang beristirahat sejenak dan memulai pembicaraan yang ringan, asik, dan bahkan tidak jarang dari sana tercetus sebuah bentuk budaya baru yang positif.

 

Charlie

Nyethe (SOLD)
Charlie Chris Evan
Drawing Pen and Acrylic on Canvas
2015

Budaya baik adalah benang merah dari tema pameran kali ini, yaitu terciptanya suasana kreatif, guyub, atau akrab dari kegiatan minum kopi. Masyarakat Jawa biasanya melanjutkan kegiatan ini dengan nyethe (bahasa Jawa) sebagai bentuk kreatif dari menikmati hidup secara sederhana, kemudian diiringi obrolan akrab khas warung kopi tentang hal-hal yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Kopi, kretek, dan obrolan. Tiga hal yang menghasilkan letupan kreativitas dari penikmatnya. Itulah nyethe, atau yang disebut juga nglelet oleh masyarakat Rembang. Terdapat paduan cita rasa tersendiri dari tembakau, cengkeh, dan ampas kopi yang dibakar. Ditambah dengan nuansa interaksi sosial yang hangat dan akrab, menjadikan nyethe sebagai kegiatan yang juga menyatukan berbagai latar belakang masyarakat. Berangkat dari adanya 3 elemen itulah karya “Nyethe” ini dibuat.

 

Dewi

Sketsa Tangan Seniman
Dewi Tri K
Acrylic on Canvas
2015

Karya ini terinspirasi dari canangsari, kopi, dan telapak tangannya. Canangsari merupakan media persembahan yang digunakan dalam ritual acara keagamaan. Tidak akan ada ritual keagamaan tanpa canangsari. Sama halnya dengan kopi. Rutinitas manusia modern terutama seniman sangat bergantung pada kopi, untuk pencarian inspirasi atau ide kreatif mereka. Ada pepatah yang mengatakan, “There is no life without coffee”. Dapat kita lihat bahwa keduanya memegang peran penting dalam sebuah “ritual”, terkecil namun inti. Baik ritual keagamaan maupun produksi ide kreatif kebanyakan bersifat individualis, tapi keduanya diapresiasi dalam bentuk kolektif. Ritual keagamaan dilakukan bersama dan hasil karya seni dinikmati bersama pula. Karena itulah lukisan ini bermaksud menggambarkannya dalam bentuk tangan seniman yang di dalamnya terdapat gambaran sinergi canangsari dengan kopi. Canangsari dan kopi diolah oleh kreativitas tangan manusia dan dipersembahkan untuk sesama.

 

Diah

Gupuh, Lungguh Lan Suguh
Diah Asri Safitri
Watercolour on Canvas
2015

“Gupuh, Lungguh, Lan Suguh” adalah filosofi hidup masyarakat Suku Using di Banyuwangi. “Gupuh” yang berarti seorang tuan rumah harus segera mempersilakan tamunya untuk masuk ke dalam rumah dengan ramah. “Lungguh” berarti mempersilakan tamu untuk duduk. Sementara “Suguh” adalah menyuguhkan hidangan berupa kopi khas Banyuwangi dan makanan ringan.

 

Dini-Kartika

Menuai Ikatan (SOLD)
Dini Kartika
Acrylic and Hand Embroidery on Canvas
2015

Menuai Ikatan pada dasarnya terinspirasi oleh Kopi Aren. Pada beberapa tempat di Indonesia, kita dapat menemukan adanya kebiasaan meminum kopi dengan tambahan gula aren. Seolah sederhana, tetapi ikatan bahan minuman ini melibatkan petani kopi dan petani aren. Sehingga pada karya ini terdapat visualisi tumbuhan kopi dan aren dalam gelas. Satu gelas kopi aren, melibatkan sumber daya alam yang berbeda, dengan petani yang berbeda, dan juga dari daerah yang berbeda, yang saling mengikat.

 

Hardi

Kumaha Dinten Ieu? (Bagaimana Hari Ini?)
Hardi Salim
Acrylic on Canvas
2015

Menyeduhkan kopi untuk pasangan merupakan budaya baik yang ada di Indonesia. Lewat kopi suatu ungkapan kasih sayang dapat tersalurkan tanpa adanya suatu komunikasi secara langsung.

 

Khirzan

Pecah Lepas
Khirzan Ulinnuha
Pen on Canvas
2015

Setiap orang itu seperti memakai topeng. Topeng-topeng yang membawa urusan kepentingannya, korporasinya, atau apapun itu. Topeng-topeng itupun masih saja terpakai ketika kita saling berbicara, entah itu secara sengaja atau tidak disengaja, untuk menjaga jarak dengan lawan bicara atau memang tidak ingin diketahui siapa dirinya. Berangkat dari hal tersebut dan diramu dengan adanya ungkapan keseharian di Surabaya, “ngopi dhisik cek gak salah paham”, yang artinya minum kopi dulu agar tidak salah paham. Seolah minum kopi dipercaya sebagai bentuk untuk bisa saling mengerti antar lawan bicara ketika membicarakan atau membahas serius sesuatu. Maka dalam karya ini, secara sederhana ingin disampaikan bahwa dengan minum kopi itu bisa melepas topengmu dan memecahkan suasana, entah itu ketika sedang berdialaog dengan orang lain atau dengan diri sendiri.

 

Liunic

Memory Movements (SOLD)
Martcellia Liunic
Acrylic on Canvas
2015

Waktu pertama kali mendengar tentang tema Pameran Kopi Keliling 8, hal pertama yang terlintas di pikiran adalah kopi sebagai sebuah katalis dalam berpikir. Seiring kita minum kopi, kafein yang terkandung di dalamnya mulai bekerja dan membuat pikiran kita mengkhayal ke mana-mana. Karya ini berusaha menggambarkan pemikiran tersebut. Seperti halnya Kaldi, si kambing dansa legendaris, pikiran kita juga mengkhayal ke mana-mana. Bisa tentang apa saja, tentang ide-ide baru, tentang hal-hal kurang penting, sampai mungkin rencana mengubah dunia. Apapun itu, kopi lah yang menjadi katalisnya.

 

Comolo

Politik dalam Kopi (SOLD)
Muhammad Amin (Comolo)
Acrylic, Ballpoint, and Spray Paint on Canvas
2015

Karya ini mengisahkan tentang kebiasaan orang Aceh di warung kopi, di mana umumnya mereka lebih suka membicarakan tentang politik ketimbang gosip dan hal sepele lainnya. Mereka akan beradu argumentasi dan saling bertukar pikiran tentang isu isu politik hangat yang sedang terjadi, terlepas dari benar atau tidaknya informasi yang mereka dengar. Itu adalah suatu hal yang jarang kita dapatkan di zaman sekarang, di mana tradisi guyub dan berani mengutarakan pendapat dengan sesama mulai tergerus oleh distraksi yang menyebabkan seseorang malas untuk menjalin interaksi dengan sekelilingnya. Karya ini berupaya untuk menggambarkan suasana di warung kopi pada era 1900 an awal, beserta hiruk pikuk dan busananya. Masa-masa di mana teknologi belum terlalu banyak mengambil alih kehidupan sosial masyarakat saat itu.

 

Sabil

Membaca Kopi di Dalam Sebuah Warung
Muhammad Sabil
Mixed Media on Canvas
2015

Masyarakat Indonesia sangat sekali menyenangi minuman kopi. Hal ini sangat menarik karena kopi pun hadir dalam berbagai bentuk dan juga kelas. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyebabkan terjadinya perbedaan strata sosial yang hadir pada para peminum kopi. Masyarakat Indonesia bisa dibilang sangat mudah sekali menemukan kopi, dan apakah dengan mudah ditemukannya kopi ini akan membuat tulisan bahwa “karena itu pula tidak heran apabila kemudian kopi juga mampu menjadi pemicu kebiasaan ataupun budaya-budaya baru yang baik lainnya di Indonesia saat ini” itu hanya bisa kita anggap akan lahir di tempat-tempat menikmati kopi di yang berkelas saja? Tempat menikmati kopi adalah salah satu tempat yang memengaruhi budaya apa yang lahir pada saat kita menikmati kopi tersebut. Akan sangat menyenangkan pada saat obrolan apa yang tercipta tergantung dari di mana kita melaksanakan obrolan tersebut, karena akan sangat membingungkan pada saat kita hanya membicarakan satu hal saja tanpa kita mengomentari ataupun yang ada dis ekitar kita pada saat kita berbincang-bincang. Lahirnya sebuah budaya baru yang hadir karena adanya sebuah kopi tentu saja dipengaruhi juga oleh kualitas obrolan di tempat tersebut. Akhirnya, Kopi mampu memicu hadirnya budaya baru.

 

Mustafa

Come Together It’s Coffee Time (SOLD)
Mustafa Kamal Syahputra
Mixed Media on Canvas
2015

Karya ini ingin menyampaikan tentang budaya baik berkumpul pada masyarakat Indonesia yang biasanya selalu disertai dengan kopi. Walaupun kopi di sini hanyalah sekedar kopi yang dijajakan oleh tukang kopi keliling yang menggunakan sepeda, namun suasana keakrabannyalah yang menjadi daya tarik seniman untuk mengangkatnya ke dalam karya ini. Seperti yang ditampilkan dalam karya ini, yang menjadi fokusnya adalah tiga orang pria yang sedang duduk sambil memegang gelas kopinya masing-masing dengan latar belakang sepeda tukang kopi keliling serta beberapa objek seperti bajaj yang mewakili suasana di pinggiran jalan ibukota.

 

Kiswinar

Kita Ada karena Kopi (Demikian juga Sebaliknya) (SOLD)
Ario Kiswinar Teguh
Layered Paper Cutting on Canvas
2015

Karya ini menggambarkan hubungan erat antara kebudayaan dan kopi yang bersifat timbal balik. Kopi itu “dibentuk” dari kebiasaan yang akhirnya menjadi kebudayaan. Di mana kebudyaan juga “dibentuk” perlahan sehingga ketika dilihat seutuhnya akan menjadi jelas tentang maksud dari tujuan dari sebuah adat dalam kebudayaan. Ketika melihat karyanya secara dekat, yang terlihat adalah sebuah tumpukan kertas berwarna-warni. Namun ketika melihat lebih jauh, akan terlihat sebuah objek biji kopi. Proses pembentukan karya sendiri juga mengambil filosofi dari kebudayaan itu sendiri. Perlahan dan berproses. Kita yang menjalani prosesnya mungkin tidak tahu apa maksud dari sebuah kegiatan ini. Namun generasi setelah kita, yang melihat “lebih jauh” akan memahami apa tujuan dari sebuah adat dalam kebudayaan. Kertas warna-warni juga menggambarkan beragamnya menikmati kopi, ritual-ritual yang menggunakan kopi, dan siapa saja yang menikmati kopi. Hal ini tidak berbicara tentang konflik atau hal negatif lainnya, tapi bagaimana warna-warni tersebut jika disatukan akan menghasilkan sesuatu yang indah.

Kopi Keliling Volume 8 Artworks Part 2

$
0
0

Berikut karya-karya para peserta Pameran Kopi Keliling Volume 8. Karya-karya yang ada di sini tersedia untuk dijual (yang sudah terbeli ditandai dengan tulisan “sold”) dengan sistem bidding melalui email ke contact@kopikeliling.com mulai dari Rp250.000. Hasil penjualan karya akan digunakan untuk membantu pembangunan Rumah Belajar Sankabira di Desa Sembalun, Pulau Lombok.

Cindy

COFFEA
Natasha Cindy
Ground Coffee, Acrylic, Watercolor, and Pencil on Canvas
2015

Coffea merupakan sebuah karya mengenai penggunaan kopi dalam keseharian untuk manfaat kecantikan, yaitu penggunaan masker bubuk kopi. Kopi merupakan tumbuhan multifungsi. Tidak hanya untuk konsumsi, namun digunakan juga untuk berbagai kebutuhan, salah satunya di bidang kecantikan. Masker kopi digunakan untuk membuat wajah lebih cantik, cerah dan lebih sehat sehingga wanita kerap menggunakan masker dari bubuk kopi untuk perawatan wajah. Hal tersebut yang menginspirasikan karya “COFFEA” ini. Coffea merupakan nama dari bunga kopi, yang tentunya juga dapat digunakan sebagai ikon dari ‘kecantikan’ kopi. Pada karya Coffea, media yang digunakan menggunakan cat akrilik, cat air, dan pensil. Penggunaan warna dominan coklat agar lebih monokrom, serta dapat menonjolkan warna pada motif kain tenun yang dipakai oleh si perempuan. Elemen yang digunakan yaitu bunga kopi (coffea) sebagai frame pada cermin, elemen Indonesia dari motif kain tenun, dan penggunaan dari masker bubuk kopi itu sendiri.

 

Ijup

Udah Mati Tetep Ngopi
Puji Lestari Ciptaningrum
Ink, Fabric, and Paper Collage on Canvas
2015

Karya ini bercerita mengenai kematian di Bali yaitu Ngaben pada tahap Sawa Wedana, di mana pada tahap itu mayat didiamkan di balai adat lalu mayat itu diperlakukan seperti ketika mayat masih hidup. Pada karya ini bercerita mayat sedang menikmati kopi yang biasa dia minum ketika dia masih hidup. Mengenakan kain kain yang biasa dia pakai seperti kesehariannya. Meskipun mayat sudah tidak bernyawa tapi kopi menjadi sebuah kebiasaan bahkan menjadi kebutuhuan yang harus dipenuhi walaupun dia sudah tidak hidup di dunia.

 

Swoofone

Ornamen “Sibak Kopi”
I Wayan Subudi Yadnyana ( Swoof One )
Mixed Media Collage on Canvas
2015

Karya ini ingin menunjukkan dampak positif dari kopi. Kopi yang dulunya disajikan dengan sederhana mulai berkembang dengan banyaknya jenis kopi yang dibuat dan adat dan istiadat di nusantara yang dipengaruhi oleh kopi. Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman kopi bisa menjadi bahan untuk berkesenian dengan menggunakan kopi itu sendiri atau diilustrasikan di medium yang semakin berkembang seiring jaman. Begitu baiknya dampak kopi, hingga di karya ini kopi pun dikembangkan dengan menggabungkan ornamen tradisional di daerah Bali, hingga terciptalah “sibak kopi”. Gambar jeruk dengan biji kopi ditambahkan untuk menambahkan kesan khas Bali, karena ciri khas kopi arabika Bali memiliki rasa asam jeruk. Semoga dampa positif dari kopi ini tidak hanya sampai di sini.

 

Arie

Lak Cangkruk Ojok Hapean
Arie Widiantoro aka Awewelek
Marker and Ballpoint on Canvas
2015

Karya ini menunjukkan tentang budaya kopi yang ada di desanya, Pasuruan, di mana banyak masyarakatnya suka meluangkan waktu untuk ngobrol dan nongkrong di warung kopi setelah berkegiatan seharian. Dari kegiatan minum kopi tersebut, budaya nongkrong, yang disebut sebagai cangkruk, sudah menjadi bentuk kegiatan rutin di sana. Masyarakatnya yang suka bercanda, ngobrol, dan bermain kartu remi menjadi sebuah bentuk kegiatan lumrah di sana dan meletakkan handphone-nya di meja sebagai bentuk menghargai sebuah waktu. Handphone diletakkan di meja adalah sebuah bentuk pengungkapan tentang, “Kalau nongkrong gak usah main hape..!”, suatu bentuk sindiran di mana sekarang mulai banyak anak muda yang menjadi budak dari gadget, dan menjadikan suatu kegiatan nongkrong atau cangkruk adalah budaya komunikasi antar individu yang dijembatani oleh segelas kopi hangat.

 

Arzena

Coarse and Fine
Arzena Ersidyandhi
Acrylic on Canvas
2015

Karya ini terinspirasi dari sebuah penyajian kopi di daerah Trenggalek, Jawa Timur. Awalnya hanya obrolan dengan teman tentang kopi. lalu dari singkat obrolan tersebut, teman tersebut bercerita tentang kopi yang agak aneh ketika penyajiannya. Rasa penasaran membuatnya mencoba kopi yang diceritakan dan sampai akhirnya diangkat untuk menjadi sebuah karya. Kopi tersebut memiliki dua ampas yang apabila disajikan akan terlihat bedanya. Ampas tersebut mempunyai tekstur yang kasar dan halus. Ampas yang kasar tersebut akan mengambang dan yang halus dibawah ketika disajikan dengan air panas. Itu karena waktu proses pembuatannya kopi tersebut ditumbuk menggunakan alat tradisional dan tanpa melewati proses penyaringan terlebih dahulu. Karya ini menampilkan sebuah karya yang mempunyai nilai edukasi tentang budaya di Indonesia. Dari segi pembuatan kopi tersebut yang masih menggunakan alat alat tradisional dan menghasilkan sebuah kopi yang mempunyai ciri khas akan budaya Indonesia.

 

Dea

Secangkir Nostalgia
Dea Aprilia
Ink, Gold Foil, and Wood on Canvas
2015

Budaya Peranakan ialah kebudayaan campuran hasil asimilasi budaya Tiongkok dengan berbagai kebudayaan. Akibat adanya eksodus dari Cina Selatan ke Tanah Air, Indonesia pun memiliki budaya peranakan yang unik akibat pengaruh budaya lokal. Ternyata kopi juga telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Peranakan sejak lama melalui hadirnya Kopi Tiam; sebutan untuk warung kopi khas Peranakan yang seringkali menjadi tempat bercengkrama masyarakat tempo dulu. Menu dalam kedai ini memiliki istilahnya sendiri, misalnya ‘Kopi’ dalam Kopi Tiam berarti kopi susu, bukan kopi hitam. Sedangkan kopi hitam ialah “Kopi O”. Walaupun jumlah warga Peranakan di Indonesia terhitung cukup banyak, namun sudah jarang yang masih mempraktekkan kebudayaan akarnya bahkan cenderung telah meninggalkan. Kopi Tiam tradisional sudah sangat jarang dijumpai baik di Indonesia maupun di Singapura dan Malaysia malah cenderung hampir punah. Namun pada tahun 2000-an, Kopi Tiam modern kembali bermunculan di Jakarta dan hal ini dapat dipandang sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan budaya Peranakan kepada publik melalui kuliner dan gaya hidup yang juga dekat dengan budaya urban masa kini yaitu ngopi. Terinspirasi dari Kopi Tiam milik masyarakat Peranakan, “Secangkir Nostalgia” hadir sebagai sebuah bentuk nostalgia akan kebudayaan yang terkubur.

 

Deo

Senandung Kopi Ruteng
Deo Mahardika
Acrylic on Canvas
2015

Aktivitas perkebunan kopi mulai bergerak semenjak bibit-bibit kopi didatangkan oleh Belanda ke pulau Flores. Kenikmatan rasa kopi juga dirasakan oleh masyarakat pribumi yang kebanyakan jadi petani kopi. Kehadiran kopi tidak hanya disambut hangat saat diseduh dengan air panas dan dituang ke dalam cangkir saja, tetapi kehadiran kopi juga disambut dengan gembira saat musim panen kopi mewarnai perkebunan dengan warna merah dari buah kopi yang siap dipetik. Kegembiraan para petani terhadap kopi sampai mereka ungkapkan dengan bersenandung saat memetik buah-buah kopi yang masih menggantung di dahan. Kebiasaan bersenandung ini masih dilakukan hingga sekarang kadang mereka juga menyanyi lagu-lagu daerah atau lagu-lagu populer, memetik buah kopi sambil bersenandung memberi gambaran bagaimana para petani kopi menikmati proses kerjanya sehingga nampak tidak terbebani saat bekerja dan malah menjadikan kebun kopi sebagai panggung tarik suara oleh petani-petani kopi yang pasti merdu sekali suaranya.

 

Deya

The Smell of Coffee Essence
Deya Ayu Defrillia
Acrylic and Clay on Canvas
2015

Ketika kita bertamu ke rumah orang lain, tentu kita akan disuguhkan dengan berbagai hidangan, salah satunya adalah minuman. Kebiasaan orang Bali (terutama masyarakat pedesaan) ketika mendapat suguhan minuman (kopi) saat bertamu adalah menjatuhkan beberapa tetes minuman ke tanah (ibu pertiwi). Tujuannya adalah selain sebagai bentuk penghormatan kepada Ibu Pertiwi, juga sebagai cara untuk menghindari serangan ilmu hitam (cetik) yang mungkin dikirimkan oleh orang-orang yang merasa iri dengan kita atau orang-orang yang merasa tidak senang dengan si Tuan Rumah. Kata beberapa tetua, itulah salah satu cara yang ampuh menghindari ilmu hitam berupa cetik. Dan kopi bukan hanya sekedar minuman tapi ada kandungan budaya baik di dalamnya.

 

Hadi

Ritual Manten Kopi (SOLD)
Hadi Salim
Acrylic on Canvas
2015

Karya “Ritual manten Kopi” menjelaskan prosesi inti pegelaran panen raya kopi yang mempertemukan tangkai kopi jantan dan betina, lalu diibaratkan sebagai Manten Kakung (pengantin jantan) dan Manten Setri (pengantin betina) untuk diarak bersama pemetik kopi dan penari jaranan dari kesenian budaya Jawa. Dalam karya tersebut, menjelaskan betapa kuatnya budaya Indonesia yang mampu mengubah pandangan mengenai kopi yang hanya nilai ekonomi (objek) untuk dijual atau konsumsi tapi terdapat nilai budaya (subjek). Sehingga budaya tersebut menjadi penting untuk diperkenalkan kepada generasi muda khususnya pencinta kopi.

 

Icha

Tuan Mutiara Hitam
Dechapoe
Acrylic On Canvas
2015

Ada banyak kata dan bayangan yang seolah-olah mencium wangi lorong dan jalanmu tepat di hadapan wajah si Tuan Mutiara Hitam. Terasa pula hidup, watak dan peristiwamu ketika bentuknya tiba-tiba berdiri ditengah pentas zamanmu, membaca jejak masa depanmu yang menunggu dengan rongga ternganga. Mereka melihat dengan mata yang lain bersama si Tuan Mutiara Hitam yang anda sebut ampas kopi dalam zelong, seni ramalan khas suku Manggarai, Flores. Tidak perlu mahal, cukup dengan tegukan segelas sampai tersisa ampasnya, maka jejak si Tuan mutiara hitam menjelma melukiskan masa depan sang peneguk dari cangkir yang terbalik. Tidak hanya suku Manggarai, zelong kopi juga dilakukan oleh masyarakat modern sebagai penghangat acara kumpul-kumpul hingga seolah-olah terjadi pergeseran makna disini, yaitu sebuah budaya dan ritual sakral berubah menjadi hal yang sudah tidak penting lagi. Namun sebenarnya dialam bawah sadar, masyarakat tradisional dan modern ini terikat oleh satu hal yang sama, yang “kekal” dan “tidak akan pernah hilang”. Sesuatu yang dihasilkan dari komunikasi audio sang peramal yang diterima secara verbal menembus indera pendengaran dan ditransmit secara nonverbal ke otak, sebagai hasil dari serangkaian logika dan perasaan yang akan diolah menjadi sebuah informasi “abadi” yang disebut persepsi.

 

Isnain

Prosperous Together  (SOLD)
Isnain Bahar Sasmoyo
Screen Print on Canvas
2015

Pendekatan historis bisa menjadi daya pikat bagi pengkarya untuk memahami kopi. Karena memang kopi merupakan hal yang asing bagi tubuhnya. tetapi tidak asing untuk lingkungan sekitarnya. Pabrik Kopi Podorejo adalah hasil dari pendekatannya untuk bahan yang akan “diceritakan” dan di visualisasikan. Mendaur ulang ilustrasi di kemasan Kopi Bubuk Podorejo merupakan ungkapan apresiasi yang dia lakukan dalam mengelola karyanya. Dia menceritakan antusias masyarakat veteran di magelang yang bersedia untuk bernostalgia. Bahkan di tahun ini pun mereka masih mencari kopi tersebut. Sungguh suatu kebanggaan bagi rakyat magelang tahun 50an untuk bisa menikmati kopi bubuk produksi asli dari kotanya. Terutama untuk rakyat menengah ke bawah.

 

Nathan

Ngukup (SOLD)
Yahya Nathanael (Nathan)
Acrylic on Canvas
2015

Karya ini menampilkan sebuah keterlibatan kopi sebagai salah satu sesajen yaitu dalam upacara bernama ngukup yang berbau animisme pada kesenian Ondel-Ondel. Lewat karya ini, dapat terlihat bahwa peran kopi sudah sangatlah luas dari yang kita bayangkan selama ini. Pengkarya juga berharap karya ini dapat berfungsi sebagai sebuah catatan yang memberitahu kita kalau kopi sudah ada dari masa lampau dan berkaitan erat dengan kegiatan dalam kesenian Ondel-Ondel.

 

Yoga

Urip Sedermo Mampir Ngopi
Yoga Laksa
Drawing Pen on Canvas
2015

Karya ini mencoba memvisualkan bagaimana suasana aktivitas ngopi dijadikan refleksi bagi penikmat kopi untuk melepaskan kepenatan. Ruang mengopi pada mulanya hanya sebatas tempat transaksi orang menjual dan membeli kopi, lambat laun ruang itu menjadi meluas menjadi tren bagi penikmat maupun sekedar mampir untuk menghabiskan waktu, namun dibalik aktifitas mengopi terdapat hal lain yakni, mengenai filosofi mengopi itu sendiri, yakni urip sedermo mampir ngopi, yang memiliki makna tentang perjalanan manusia yang singkat. Analogi dari ungkapan tersebut sama halnya dengan memesan dan meminum kopi ( datang – pesan – minum – pulang ). Jika ditarik benang merahnya, manusia merupakan individu yang datang ke dunia ini dari proses kelahiran- bayi- anak- remaja- dewasa- tua –mati. Korelasinya adalah waktu dan tujuan manusia hidup didunia adalah sangat singkat. Karya ini menggambarkan bagaimana seorang anak manusia yang hidup sedang bermain dengan segala kesenangannya. Namun, untuk sampai kapan ia dapat bermain didunia ia tidak mengetahuinya. divisualkan, dua mahluk berjubah hitam dilambangkan kematian , yang akan mengamati menimbang baik buruknya apa yang telah dikerjakan semasa hidupnya. Kelak dijadikan tolak ukur akan ditempatkan di mana saat ajal datang.

 

Niken

A Life In a Cup of Coffee (SOLD)
Niken Dwi Nastiti
Acrylic and Gel Pen on Canvas
2015

Kopi merupakan bagian dari budaya masyarakat Indonesia sejak dulu. Semakin maraknya kedai kopi dari yang murah hingga mahal membuat kopi semakin menjadi bagian dari gaya hidup modern. Perempuan yang digambarkan di sini merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang ikut memeriahkan budaya kopi dan campuran budaya modern lain seperti “selfie” dan traveling.

Viewing all 922 articles
Browse latest View live