Misi utama sebuah museum adalah untuk mengoleksi, mengabadikan, dan menyajikan koleksi mereka untuk bisa diakses oleh publik. Di Indonesia sendiri, khususnya Jakarta, berwisata ke museum sepertinya belum menjadi kebiasaan banyak orang, karena sebagian orang masih memilih untuk jalan-jalan di mal dan museum juga belum menyajikan cara presentasi yang mungkin bisa menarik banyak orang.
Dengan semakin banyaknya teknologi baru yang muncul di pasaran, museum-museum di luar sana mulai menggunakan teknologi tersebut untuk meningkatkan pengalaman pengunjung lewat alat-alat inovatif, sehingga pengunjung bisa lebih berinteraksi dengan benda-benda yang terdapat di dalamnya.
Berikut lima teknologi menarik yang sekarang banyak digunakan oleh museum di berbagai belahan dunia, seperti dilansir oleh Associate Press. Siapa tahu museum sini juga tertarik untuk mencoba?
3D Printing & Scanning
Beberapa museum di luar sudah menggunakan teknologi 3D Printing yang terakhir untuk membuat replika artifak bersejarah agar pengunjung dapat berinteraksi dengan obyek tanpa harus takut merusak artifak aslinya.
Virtual Reality
Virtual Reality mungkin salah satu temuan teknologi paling menyenangkan. Alat ini dapat menciptakan efek dan membawa pengunjung ke tempat-tempat yang mungkin nggak pernah bisa mereka capai, seperti di dalam tubuh manusia atau di bagian terdalam lautan. Museum menggunakan teknologi ini lewat smartphone dan Google Cardboard low-tech headset viewer agar pengunjung dapat berjalan-jalan museum manapun di seluruh dunia.
Navigasi Koleksi Museum
Menggunakan aplikasi bernama Explorer, pengunjung dapat memilih untuk hanya melihat bagian yang menurut mereka menarik. Ketika kita mengangkat smartphone di sebuah ruangan di dalam museum, aplikasi ini akan memberitahu obyek apa yang ada di hadapanmu. Explorer juga dapat mengatur preferensi tur museum pengunjungnya dengan meminta kita untuk memilih obyek-obyek apa yang kita sukai, dan ia hanya akan mengarahkan kita untuk melihat obyek tersebut.
Roboguides
Telepresence Robot adalah layar yang dipasang di dua tiang beroda dengan menggunakan teknologi videoconferencing menyerupai Skype agar pengunjung dapat terhubung dengan informasi yang nggak disediakan oleh tour guide. Dalam waktu dekat, para pengunjung museum juga dapat bertanya ke smartphone mereka tentang apa yang menarik untuk dilihat dan dilakukan saat mengunjungi museum.
Selengkapnya: abcnews.go.com
Featured image: alphr.com